Pentingnya Pengembangan Bank Digital di Indonesia

marketeers article
Mobile Payment: Flat lay vector illustration

Oleh Muqorrobin,
CEO Ansvia

Era perkembangan digital yang sangat cepat menjadikan berbagai sektor dan industri harus beradaptasi termasuk sektor keuangan dan perbankan. Tujuannya agar kegiatan operasional sektor perbankan menjadi semakin efisien dan kualitas layanan bank kepada nasabah semakin baik.

Saat ini, banyak dibicarakan mengenai bank digital yang mana kegiatan perbankan dilakukan secara online menggunakan perangkat digital. Salah satu bentuk layanan bank digital misalnya, nasabah bisa membuka rekening bank tanpa harus ke kantor cabang. Hanya dengan smartphone dan kuota internet, kita bisa memiliki akun dan menikmati layanan perbankan kapan dan di mana saja.

Ada beberapa alasan mengapa bank digital menjadi sangat penting bagi masa depan ekonomi nasional.

Pertama, kebiasaan dan tuntutan masyarakat yang telah berubah. Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tren publik terhadap layanan perbankan digital semakin tinggi, terutama setelah pandemi terjadi. Pandemi harus diakui mempercepat perkembangan digital yang membuat layanan konsumen, termasuk layanan perbankan dilakukan secara digital. Sebanyak 42% nasabah ingin membuka rekening secara daring. Jadi, mereka mengharapkan pembukaan rekening bank sampai transaksi keuangan bisa dilakukan secara online.

Kedua, potensi ekonomi digital di Indonesia yang sangat besar dan merembet pada digitalisasi perbankan. Termasuk, berkembangnya fintech dan layanan transaksi keuangan digital lainnya. Sangatlah disayangkan jika Indonesia tidak mengembangkan potensi ini.

Ketiga, pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia. Nilai ekonomi dari pertumbuhan internet ini meningkat sangat pesat. Data McKinsey Global Banking menunjukkan, perkembangan internet di Indonesia pada 2015 hanya US$ 8 miliar. Bandingkan pada 2019 lalu, yang mana nilainya naik menjadi US$ 40 miliar dan diprediksi melesat menjadi US$ 133 miliar pada 2025.

Setidaknya ada 355 juta ponsel yang dimiliki warga Indonesia dan 60%-nya berbentuk ponsel pintar (smartphone). Dari jumlah itu, ada 160 juta warga Indonesia yang tercatat sebagai pengguna aktif internet yang telah memanfaatkan layanan perbankan mobile (mobile banking). Hal ini membuat sektor perbankan harus melakukan konsolidasi dan masuk ke dalam bank digital.

Saat ini sudah ada beberapa bank yang membuat layanan bank digital, seperti Bank BCA yang telah mengakuisisi Bank Royal dan mengubahnya menjadi Bank Digital BCA, BTPN dengan produknya Jenius, Bank DBS dengan Digibank, Bank Permata dengan PermataMe, Bank UOB dengan TMRW, dan Bank Jago.

Dengan adanya digitalisasi, bank-bank di Indonesia perlu mengantisipasi percepatan perubahan perilaku dan kebutuhan nasabah apalagi di masa pandemi yang belum tahu kapan akan berakhir. Hal ini juga menambah pengalaman baru untuk nasabah. Namun yang lebih penting, bank digital mampu menjangkau konsumen di wilayah yang sulit sehingga dapat bertransaksi di bank dengan cepat, praktis dan aman.

Related