Pepsodent Tanamkan Budaya Menyikat Gigi di Generasi Muda

marketeers article
Pepsodent

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2018, Pepsodent mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih peduli menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal ini penting agar terhindar dari masalah gigi berlubang dan masalah kesehatan tubuh lainnya. Tentu, dengan gigi yang sehat dan nafas yang wangi juga akan meningkatkan kepercayaan diri anak sejak dini.

Bekerja sama dengan 63 cabang Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) di seluruh Indonesia, Hari Kesehatan Gigi dan Mulut tahun ini menjadi rangkaian awal dari School Program Unilever yang akan diselenggarakan di 17 provinsi, 53 kabupaten/kota dan ditargetkan akan menjangkau 1,5 juta anak-anak di seluruh Indonesia.

Upaya ini dinilai penting lantaran sebagai jalur masuk asupan makanan dan minuman ke dalam tubuh, mulut merupakan jendela kesehatan bagi manusia. Fungsi mulut dan gigi juga tidak dapat dipisahkan dengan kondisi tubuh secara keseluruhan. Sebab keduanya dapat mencerminkan atau memberikan tanda adanya penyakit di bagian lain dari tubuh. Sebagai contoh, penyakit gusi dan gigi yang tanggal dalam jumlah banyak memiliki hubungan dengan penyakit sistemik seperti diabetes, penyakit jantung dan pernapasan.

Hadir dalam momen peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut di SDN Tebet Timur 01 Pagi Jakarta Selatan, drg. Ratu Mirah Afifah, GCCIinDent., MDSc. selaku Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia mengungkapkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan pilar Unilever Sustainable Living Plan dalam mendorong 1 miliar orang di seluruh dunia untuk mengambil tindakan dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut di Indonesia.

“Topik yang diangkat tahun ini telah sejalan dengan tema dari FDl (World Dental Federation) yaitu “Say Ahh! Think Mouth, Think Health” yang memiliki 4 fokus utama yaitu; kesehatan gigi dan mulut itu lebih dari senyuman yang menawan, mempunyai hubungan dua arah dengan kesehatan tubuh di mana satu sama lain saling mempengaruhi karena merupakan satu kesatuan dan memiliki faktor resiko yang sama,” jelas Mirah saat menggelar acara perayaan di SDN Tebet Timur 01 Jakarta, Selasa (20/3/2018)

Bagi PDGI, kegiatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2018 merupakan bentuk dukungan PDGl dan Pepsondent terhadap program pemerintah Menuju Indonesia Bebas Karies 2030. PDGI menyadari bahwa saat ini pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut masih kurang, sebab masyarakat lebih menaruh perhatian terhadap kesehatan tubuh lainnya.

“Di sinilah peran aktif dokter gigi sangat diperlukan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut serta memerangi masalah gigi berlubang, melalui ajakan menyikat gigi dua kali sehari (setelah sarapan dan dan sebelum tidur) dan rutin memeriksakan gigi ke dokter setidaknya 6 bulan sekali,” ujar Dr. drg. Hananto Seno, Sp.BM., MM selaku Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI).

Menambahkan paparan dari Seno, Dr. Dicky Levenus Tahapary, SpPD, PhD selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan proses munculnya indikator kesehatan tubuh pada kondisi gigi dan mulut.

“Kondisi gigi dan mulut mampu mencerminkan atau memberikan tanda dari penyakit di dalam tubuh. Beberapa kasus yang sering dijumpai, seperti gusi berdarah dan gigi yang tanggal dalam jumlah banyak memiliki korelasi dengan kesehatan tubuh dan penyakit sistemik seperti diabetes melitus, kerusakan ginjal, penyakit jantung dan pernafasan. Lebih lanjut lagi, gusi berdarah menandakan penumpukan bakteri yang dapat berubah menjadi plak kalsifikasi dan menyebabkan infeksi sampai ke tulang pendukung gigi,” ujar Dicky.

Dicky melanjutkan bahwa penyakit tubuh yang memunculkan tanda pada kondisi gigi dan mulut adalah kerusakan ginjal. Kondisi tubuh yang mengalami kerusakan ginjal dapat menurunkan kualitas dari tulang, termasuk rahang. Situasi tersebut dapat memengaruhi tanggalnya gigi secara prematur, infeksi gigi, dan periodontitis.

Selain itu, penderita kerusakan ginjal akan terganggu indera perasanya dan akan timbul bau nafas tidak sedap. Selain itu, perubahan pada tulang juga dapat terjadi karena tubuh tidak dapat menyerap kalsium dengan baik. Oleh karena itu penderita kerusakan ginjal beresiko kehilangan kepadatan tulang pada rahang yang menyebabkan gigi menjadi longgar dan kemudian tanggal.

“Kami berharap perayaan Hari Kesehatan Gigi dan Mulu Sedunia 2018 dapat mengedukasi mayarakat agar mempunyai senyum sehat cemerlang untuk “Senyum Satu lndonesia,” tutup Mirah.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related