Peragaan Busana Virtual Jadi Tren Baru di Era Pandemi

marketeers article
female model posing during catwalk

Pandemi COVID-19 membuat industri fesyen mengubah tren baru untuk memperkenalkan koleksi yang mereka miliki lewat fashion show. Padahal, fashion show dapat memberi kesempatan bagi desainer, model, jurnalis, dan pelanggan untuk berperan dalam inovasi terbaru di dunia fesyen. Setelah hadirnya fashion show virtual akibat pandemi, bagaimana keberlanjutan fashion show di masa depan?

Lydia Hartanto, Co-Founder Peggy Hartanto mengatakan bahwa adanya pandemi ini membuat brand Peggy Hartanto merubah formatnya. Jika tren fashion show sebelum pandemi adalah klasik, grand, semenjak pandemi, fashion show jadi dibuat lebih kreatif.

“Format fashion show sekarang lebih kreatif, dibuat lebih fun, dibandingkan dulu yang formatnya lebih serius. In terms of business juga lebih mudah, yaitu penonton bisa membeli langsung produk yang ada di runaway. Tidak perlu menunggu lagi. Intinya, dengan teknologi lebih menarik sekarang,” kata Lydia dalam JFH Webinar yang diinisiasi oleh Asia Pacific Rayon.

Lydia turut mengatakan bahwa berada di situasi membuat Peggy Hartanto berfikir lebih keras untuk tetap bisa memasarkan produknya. Salah satu cara yang dilakukan brand ini adalah dengan menggunakan video introduction via digital.

“Sejak tahun 2012 kami selalu ikut fashion show setiap tahun, setidaknya sekali. Jadi, begitu 2020 tidak memungkinkan lagi adanya social gathering, kita berupaya untuk tetap engage dengan retailer dan klien kami melalui video introduction via digital,” tambah Lydia.

Sementara Margaretha Novianty, Co-founder Tangan mengatakan bahwa tujuan utama fashion show adalah untuk mempromosikan dan menjual produk baru, namun saat pandemi, kreativitas brand menjadi ikut diuji. Semakin kreatif brand tersebut, peluangnya untuk bertahan di pasar digital semakin luas.

“Pada akhirnya, esensi dari fashion show itu sendiri kan kita benar-benar rasakan mulai dari konsepnya, sampai dengan koleksinya. Dengan adanya pandemi, jadi berubah banget. Kita jadi susah merasakan apa yang terjadi di offline,” kata Novi.

Virtual fashion show menjadi tren baru ke depannya sebagai solusi menghadapi pandemi. Hal tersebut dikarenakan hampir tidak mungkin untuk melakukan fashion show offline. Menurut Novi, ada sisi positif dan negatifnya dari peragaan busana virtual ini.

“Sisi positifnya, karena semua online jadi invitee-nya unlimited. Bisanya kan terbatas undangannya. Akan tetapi, sisi negatifnya, indra yang diakai juga jadi terbatas, dan kalau misalnya tiba-tiba koneksi menyebabkan vodeo low resp, detailnya juga jadi ngga kelihatan. Intinya, karena ini tren baru, harus disiapkan dengan maksimal,” tutup Novi.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related