Peran Penting Fintech Pendanaan dalam Inklusi Keuangan

marketeers article
Fintech Investment Financial Internet Technology Concept

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan inklusi keuangan digital, salah satunya dengan menetapkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif Tahun 2020-2024, di mana peran fintech ditekankan untuk menuju inklusi keuangan digital hingga 90% pada tahun 2024.

Layanan fintech peer to peer lending atau pendanaan memiliki peran signifikan terhadap perkembangan inklusi keuangan digital. Menurut Hadi Wenas selaku Chief Commercial Officer Amartha, fintech pendanaan dapat menurunkan biaya dengan memaksimalkan skala ekonomi, meningkatkan kecepatan, keamanan, dan transparansi transaksi.

“Tidak hanya itu, fintech juga mampu untuk menjangkau dan melayanai masyarakat prasejahtera yang tidak tersentuh oleh lembaga keuangan konvensional. Bahkan di situasi pandemi COVID-19, peran fintech pendanaan semakin diandalkan untuk bisa membantu masyarakat miskin bangkit kembali,” kata Hadi.

Hadi menambahkan, saat ini total pangsa pasar pembiayaan ultra mikro perempuan di Indonesia sangat besar, yaitu mencapai 22 juta hingga 25 juta pelaku usaha. Sayangnya, kelompok ini jarang dilayani oleh lembaga keuangan konvesional maupun teknologi finansial lainnya.

“Terdapat banyak tantangan dalam menggarap segmen ini seperti kurangnya akses internet, keterbatasan pengetahuan soal manajemen keuangan, hingga kurangnya keterampilan,” pungkas Hadi.

Berdasarkan riset Amartha bersama Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada pada tahun 2019 menemukan, 62,5% peminjam Amartha tidak memiliki perangkat untuk mengakses internet. Bagi yang memiliki perangkat pun belum sepenuhnya mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Melihat hal tersebut, Amartha pun meluncurkan program Smartphone Masuk Desa yang bertujuan mengakselerasi digitalisasi perempuan di pedesaan. Melalui program ini, Amartha memberikan layanan produk bundle pinjaman modal kerja dan alat antu kerja atau smartphone.

Hadi mengatakan, dengan memberikan akses pada teknologi dan membangun ekosistem digital memberikan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan melalui partisipasi ekonomi, pengembangan sosial, dan memfasilitasi pembuatan keputusan yang terinformasi.

“Kami percaya bahwa akses lebih baik terhadap teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu pengembangan ekonomi dan sosial perempuan di daera pedesaan. Smartphone bukan sekadar alat komunikasi atau bermedia sosial, tetapi juga alat kerja penting terutama untuk sarana perdagangan dan membuka akses pasar yang lebih luas,” tutur Hadi.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related