Percepat Pemulihan Ekonomi, Jokowi Minta Kredit UKM 30% Tahun 2024

marketeers article
Asian Indonesian women selling rice inside a small local family-owned business store, or locally called warung. Location is in Tasikmalaya, Indonesia. Motion blur and selective focus.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong adanya peningkatan porsi kredit dari perbankan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) menjadi 30% pada ahun 2024. Upaya ini dilakukan sebagai cara mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional yang terpukul oleh pandemi COVID-19.

Jokowi mengatakan, sejauh ini UKM baru mendapatkan porsi kredit perbankan 20% saja. Padahal, jumlahnya sangat besar dan mampu menyerap mayoritas tenaga kerja di Indonesia. Karena itu, diperlukan perhatian khusus agar dapat mencapai target yang ditetapkan.

“Target kita pada tahun 2024 bisa mencapai 30% porsi untuk UKM. Untuk bisa sampai ke angka tersebut, kita tidak bisa mengandalkan pertumbuhan alamiah saja, diperlukan strategi yang harus dijalankan dengan terobosan-terobosan dari sekarang dan diikuti aksi-aksi yang serius, konsisten, dan berkelanjutan,” ujar Jokowi dalam pertemuan tahunan industri jasa keuangan secara virtual, Kamis (20/1/2022).

Menurut dia, untuk mengejar target, ke depan tidak boleh ada lagi usaha kerakyatan yang dipersulit dalam mendapatkan akses permodalan dengan alasan apapun. Termasuk pul alasan tidak adanya jaminan yang memadai agar berdampak positif terhadap ekonomi nasional.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, UKM bisa menjadi komponen penting untuk pemulihan ekonomi nasional. Tak hanya itu, UKM juga berperan dalam mengatasi persoalan bottleneck supply chain akibat tingginya tren kenaikan permintaan yang belum mampu dipenuhi para pemasuk karena belum pulihnya rantai pasok global.

“Keberhasilan UKM bertransformasi di masa pandemi bisa menjadi modal awal yang penting untuk membawa mereka naik kelas, ke tingkat, ke level yang lebih tinggi, dan menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi yang sedang kita lakukan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pembangunan infrastruktur masih terus akan terus dipacu dan dilanjutkan dengan reformasi di bidang manufaktur dan industri. Hilirisasi mineral dan ekspor barang-barang olahan hasil tambang juga akan terus ditingkatkan.

Di samping itu, pemerintah juga akan terus menambah dan meningkatkan pembangunan berbagai kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus yang diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan baru, meningkatkan ekspor manufaktur, dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Kebijakan reformasi struktural juga akan terus dilanjutkan dengan berfokus pada pembangunan ekonomi berbasis lingkungan, sosial, dan pemerintahan, serta terus mendorong transformasi teknologi dan digitalisasi dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Saya mengharapkan dukungan dari sektor dan industri jasa keuangan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi dan menyukseskan agenda reformasi struktural tersebut,” tandasnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related