Percepat Transformasi Digital, Mitratel Bakal Bangun 1.500 Menara BTS

marketeers article
Percepat Transformasi Digital, Mitratel-Telkomsat Berbagi Infrastruktur. (FOTO: 123rf)

PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel bakal membangun 1.500 menara BTS untuk jaringan 4G di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Upaya ini dilakukan untuk mempercepat program pemerintah berupa transformasi digital di seluruh Indonesia.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, tujuan utama dari proyek tersebut yakni mendorong ekonomi digital di Tanah Air tumbuh lebih cepat. Sebagai salah satu penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, Mitratel berperan dalam penyediaan infrastruktur yaitu implementasi pemenuhan pembangunan menara telekomunikasi Built to Suit untuk dipasangkan perangkat BTS 4G di wilayah Non 3T. Adapun rencana pembangunan menara tersebar di area Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

“Mitratel akan terus berupaya untuk dapat mendukung akselerasi digital di Indonesia yang akan menghadapi era 5G. Serta, berkontribusi untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar, khususnya di Kawasan Asia Pasifik pada tahun 2025,” ujar Teddy sapaan akrabnya melalui keterang resmi Mitratel, Rabu (23/2/2022).

Menurutnya, dari total 83.218 desa dan kelurahan di Indonesia, masih terdapat 3.435 desa dan kelurahan berada di wilayah Non 3T yang belum terjangkau layanan 4G. Dalam implementasinya, pemerintah bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi di Indonesia untuk pengembangan layanan di desa tersebut.

Program Non 3T merupakan program pemerataan jaringan telekomunikasi ke seluruh pelosok negeri di luar wilayah 3T. Secara spesifik lokasi Non 3T tidak berada di daerah yang terisolir. Dengan kata lain, jarak non 3T dengan BTS existing terdekat rata-rata sekitar 5 hingga 10 kilometer (km), namun secara market kurang menjadi prioritas bagi operator.

Adapun strategi yang dilakukan untuk melakukan penyediaan menara khususnya di daerah Non 3T ini adalah koordinasi dengan pemerintah setempat, tokoh masyarakat dan kerja sama dengan para operator telekomunikasi. “Kami memiliki pengalaman yang kuat untuk membangun menara di daerah perbatasan. Sampai dengan akhir tahun 2021 Mitratel memiliki 516 menara di daerah perbatasan yang sebagian besar berada di wilayah Maluku dan Papua,” ujarnya.

Di sisi lain, Teddy menjelaskan, Mitratel merupakan salah satu perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 28.200 menara dengan 42.500 tenant. Jumlah ini termasuk akumulasi dari penambahan akuisisi dan pembangunan tower yang dilakukan Mitratel sampai akhir tahun 2021.

“Dari 28.200 menara milik Mitratel sebanyak 16.150 menara atau 58% berada di luar Jawa,” pungkasnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related