Perekonomian Belum Pulih, Kuartal I-2021 Pembiayaan Adira Finance Turun 35,6%

marketeers article
Foto: www.123rf.com

Kementerian Keuangan RI memproyeksikan pertumbuhan perekonomian domestik masih berada di kisaran -1% hingga -0,1% di kuartal I 2021 sementara inflasi masih berada pada level terendah sebesar 1,37% yang menunjukan lemahnya daya beli masyarakat. Hal ini lantaran perekonomian nasional masih mendapat tantang dari pandemi yang belum usai.

“Namun, terdapat perbaikan kondisi ekonomi dan bisnis pada kuartal I 2021 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Salah satunya didorong oleh perluasan relaksasi atas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan program vaksinasi nasional sehingga penyebaran pandemi dapat lebih terkendali. Di samping itu, pemerintah terus melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional dengan menganggarkan APBN 2021 yang lebih ekspansif,” kata Hafid Hadeli, Presiden Direktur Adira Finance, (30/04/2021).

Kondisi perekonomian domestik yang masih lesu ini turut berdampak pada kinerja penjualan di industri otomotif. Berdasarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan wholesale mobil baru pada kuartal 1 2021 di angka 187 ribu unit atau turun 21% year-on-year (yoy). Sedangkan penjualan wholesale motor baru, menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencapai 1,3 juta unit atau turun 18% yoy jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Untuk mendorong penjualan industri otomotif, Pemerintah telah mengeluarkan program insentif PPNBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) untuk segmen mobil penumpang di bawah 2.500 cc. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan akan berdampak pada penurunan harga mobil di pasar sehingga menjadi lebih terjangkau. “Kami berharap dengan adanya kebijakan ini dapat mendongkrak pembiayaan baru perusahaan terlebih menjelang bulan Ramadan,” tambahnya.

Sepanjang kuartal I 2021, Adira Finance mencatatkan total pembiayaan baru sebesar Rp 5,4 triliun. Angka ini turun 35,6% yoy di tengah kondisi penurunan yang masih cukup dalam di industri otomotif. Secara keseluruhan proporsi total pembiayaan baru untuk segmen mobil, sepeda motor dan non-otomotif masing-masing berkontribusi sebesar 37%, 45%, dan 18%.

Adapun Perusahaan lebih berhati-hati dalam melakukan akuisisi pembiayaan baru pada kuartal I 2021 untuk menghadapi peningkatan risiko kredit. Dengan demikian, total piutang yang dikelola Perusahaan sebesar Rp 41,9 triliun, turun 23,3% yoy jika dibandingkan periode sama tahun lalu

Untuk mendukung penjualan, Adira Finance juga memiliki program marketing Sahabat Flash Deal melalui kanal digital, yaitu momobil.id, momotor.id, serta Adiraku yang berlangsung sejak 5 April sampai 12 Mei mendatang. “Salah satu program yang kami tawarkan adalah berupa bunga pembiayaan yang kompetitif dan point reward yang menarik,” kata Hafid.

Hingga akhir Maret 2021, jumlah nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak 831 ribu kontrak atau sekitar Rp 19 triliun mewakili sekitar 35% dari piutang yang dikelola per Februari 2020. Saat ini, lebih dari 80% dari pinjamanan nasabah yang telah direstrukturisasi telah mulai membayar kewajiban cicilannya.

Dari sisi keuangan, Adira Finance  membukukan pendapatan bunga mencapai Rp 2,16 triliun atau turun 29,9% yoy jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Terutama karena penurunan piutang pembiayaan yang didorong oleh penurunan pembiayaan baru, serta program restrukturisasi kredit yang diberikan kepada nasabah sejak April tahun lalu.

Sementara itu, beban bunga mengalami penurunan sebesar 30,2%  yoy menjadi Rp 848 miliar yang disebabkan oleh adanya penurunan pinjaman serta penurunan pada cost of fund. Hasilnya, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp 1,3 triliun, menurun 29,7% yoy dan margin bunga bersih tercatat sebesar 11,1% di kuartal I 2021. Laba bersih  setelah pajak dibukukan sebesar Rp 211 miliar atau mengalami penurunan sebesar 59,4%. Sedangkan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) P masing-masing tercatat menjadi sebesar 2,8% dan 10,9% di kuartal I 2021.

“Beban operasional Perusahaan turun sebesar 9,4% yoy menjadi Rp 879 miliar karena kami telah melakukan langkah-langkah secara efektif untuk mengelola biaya operasional selama pandemi. Disamping itu, cost of credit pada kuartal 1 2021 adalah sebesar Rp 425 miliar. Kami juga terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induk, Bank Danamon dan memperoleh pinjaman eksternal terdiri atas pinjaman bank dan obligasi,” tambah  I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance

    Related