Perkuat Kinerja, AALI Adopsi Teknologi Digital di Perkebunan Sawit

marketeers article
Santosa, Presiden Direktur Astra Agro Lestari. (FOTO: Dok AALI)

Industri kelapa sawit nasional mendapatkan durian runtuh dengan meroketnya harga komoditas internasional dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini dimanfaatkan para pengusaha di industri ini untuk meningkatkan ekspor.

Selama tiga tahun terakhir, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) konsisten  membukukan kenaikan pendapatan. Tercatat, pada tahun 2020 pendapatan perusahaan Rp 9 triliun dan naik menjadi Rp 10,8 triliun untuk 2021. Kemudian, hasil terbaru pada semester I 2022, perseroan membukukan pendapatan Rp 10,9 triliun.

BACA JUGA: Astra Financial Akuisisi Bank Jasa Jakarta, Siap Luncurkan Bank Digital

“Pertumbuhan kami tidak mengandalkan booming komoditas. Sebab, bila bertumpu pada  kenaikan harga internasional, maka peningkatan kinerja bisnis tidak akan konsisten setiap tahun,” kata Santosa, Presiden Direktur Astra Agro Lestari yang diganjar penghargaan The Best Industry Marketing Champion 2022, Utilities Sector pada The 17th MarkPlus Conference 2023 di Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Kamis (8/12/2022).

Ia menambahkan bisnis di kelapa sawit harus bisa agile (lincah) melihat kondisi dan situasi yang terjadi dengan pemanfaatan teknologi. 

BACA JUGA: Ajak Masyarakat Hidup Sehat, Halodoc Luncurkan HaloFest

”Dua teknologi yang menjadi core kami adalah teknologi agronomi dan digitalisasi proses supaya proses produksi bisa lebih efektif dan akurat,” kata dia.

Sejak tahun 2009, AALI mengembangkan teknologi agronomi. Perusahaan perkebunan ini mendirikan fasilitas riset agronomi yang mampu menciptakan varietas sawit unggulan dengan peningkatan produksi lebih dari 30%.  

Langkah tersebut merupakan respons atas kebijakan pemerintah yang melarang ekspansi lahan sawit untuk mengatasi deforestasi. Lalu, digitalisasi pada seluruh bisnis proses dari tingkat petani di lapangan hingga di pabrik.  

“Kami menggunakan internet of things (IoT) pada tangki minyak sawit dan pemanfaatan global positioning system (GPS). Ke depan, kami juga akan mengembangkan teknologi molekuler biologi,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related