Permintaan Sepeda Naik, Mata Rantai Produksi Sepeda Digenjot

marketeers article
A young stylish businessman going to work by bike.

Aktivitas bersepeda kembali menjadi tren di tengah masyarakat. Permintaan sepeda pun naik di pasaran. Hal ini membuat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperdalam struktur manufaktur dalam negeri guna mengoptimalkan penggunaan produk lokal dalam mata rantai produksi sepeda.  

Pasar industri sepeda domestik masih memiliki peluang bisnis yang terbuka lebar. Apalagi, di tengah kondisi pandemi COVID-19, banyak masyarakat yang memilih bersepda guna menjaga kesehatan.

“Kami lihat tren penggunaan dan penjualan sepeda sedang naik. Kenaikan ini kami prediksi tidak akan sebentar. Jika COVID-19 selesai pun, bersepeda sudah menjadi lifestyle sehingga demand dalam jangka menengah tidak akan turun, bahkan masih akan naik,” ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Minggu (12/07/2020).

Guna memacu daya saing industri sepeda di tanah air, Agus mengatakan akan melakukan pembicaraan dengan beberapa prinsipal sepeda serta mengkaji penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Kami ingin nantinya sepeda yang dipakai masyarakat Indonesia adalah 100% produksi industri di Indonesia. Kami akan koordinasikan dengan berbagai pihak, terutama sektor industri itu sendiri untuk bisa mengembangkan sepeda dengan komponen-komponen yang diproduksi di dalam negeri,” tutur Agus.

Sementara, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier mengatakan, pihaknya tengah memacu penguatan rantai suplai bagi industri sepeda di dalam negeri. “Kami akan berupaya tingkatkan TKDN-nya, selama ini rata-rata telah mencapai 40%,” ujar Taufiek.

Ia menambahkan, industri sepeda di dalam negeri juga perlu memanfaatkan teknologi terkini sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan mampu menghasilkan produk berkualitas dengan lebih efisien.

Bagian yang saat ini perlu didukung terutama penerapan teknologi nano untuk bahan rangka sepeda yang terbuat dari carbon karena secara material lebih ringan. Industri ini yang harus dibangun di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan para produsen. Selain itu, rata-rata komponen lain sudah bisa dibuat di dalam negeri.

Kemenperin juga mendorong pengembangan sepeda listrik. Hal ini lantaran Indonesia memiliki potensi sumber daya alam berupa nikel untuk kebutuhan bahan baku baterainya.

“Jadi, kami akan optimalkan pabrik-pabrik baterai di dalam negeri untuk mengembangkan sepeda listrik. Inovasi menjadi sangat penting, termasuk desain sepeda yang sesuai dengan tipe atau kebutuhan konsumen Indonesia, karena untuk kenyamanan bersepeda itu sendiri,” imbuhnya.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo mengaku optimistis industri sepeda nasional bisa bangkit dengan dukungan pemerintah. Apalagi, kehadiran sepeda bukan lagi sekadar alat rekreasi, tetapi saat ini untuk kebutuhan dalam menjaga kesehatan.

Menurut Eko, pemerintah harus mendorong masyarakat menggunakan transportasi ramah lingkungan dengan infrastruktur yang baik, salah satunya melalui penggunaan sepeda. “Jadi, pemerintah harus fokus menangani industri ini, sehingga kalau upaya ini diseriuskan bisa sebagai goodwill dari pemerintah untuk mendukung masyarakat memilih sepeda sebagai alat transportasi,” tandas Eko.

Related