Persoalan Perlindungan Data Membuat Threads Belum Rilis di Uni Eropa

marketeers article
Aplikasi Threads. (FOTO: Meta)

Beberapa wilayah di dunia termasuk Indonesia sudah bisa menikmati media sosial (medsos) terbaru dari Meta, yakni Threads. Tapi, kompetitor Twitter itu saat ini belum bisa diakses di Uni Eropa.

Hal itu terjadi karena Threads masih terganjal persoalan perlindungan data pribadi. Dikutip dari Wired pada Jumat (7/7/2023), Threads disebut jadi aplikasi medsos yang paling banyak menghimpun data pribadi terkait penggunanya.

Beberapa data yang tertaut dengan pengguna Threads sendiri digunakan untuk beragam keperluan mulai dari Third-Party Advertising, Developer’s Advertising or Marketing, Analytics, Product Personalization, App Functionality dan Other Purposes.

Rincian data yang digunakan dalam masing-masing keperluan tersbut di antarnya adalah:

1. Third-Party Advertising

Data yang digunakan dalam Third-Party Advertising di antaranya adalah histori pembelian, info finansial, lokasi, informasi kontak, user content, search history, browsing history, user ID, device ID, usage data dan diagnostic data.

2. Developer’s Advertising or Marketing

Dalam Developer’s Advertising or Marketing, data yang digunakan adalah histori pembelian, info finansial, lokasi, informasi kontak, user content, search history, browsing history, user ID, device ID, usage data dan diagnostic data.

3. Analytics

Dalam Analytics, data yang digunakan oleh Threads sama seperti data yang digunakan dalam Third-Party Advertising dan Developer’s Advertising or Marketing.

Tapi, khusus untuk Analytics, medsos ini juga menggunakan data lainya yakni data kesehatan dan kebugaran, info sensitif seperti ras, orientasi seksual, agama dan data biometrik.

BACA JUGA:  Tuduh Threads Jiplak Twitter, Elon Musk Layangkan Gugatan

Selain itu, data-data yang digunakan dalam fungsi Analytics juga digunakan dalam fungsi Product Personalization dan App Functionality. Banyaknya data yang digunakna itu pun berbanding terbalik dengan data pengguna yang ‘dimanfaatkan’ oleh Twitter.

Dalam aplikasi yang saat ini dikendalikan oleh Elon Musk tersebut, memang terdapat beberapa data pengguna yang juga digunakan untuk Third-Party Advertising, Developer’s Advertising or Marketing, Analytics dan Product Personalization.

BACA JUGA:  Tujuh Jam Tembus 10 Juta Pendaftar, Threads Siap Saingi Twitter?

Tapi, data yang digunakan dalam Third-Party Advertising lebih sedikit dibanding data yang digunakan dalam Threads karena Twitter hanya menggunakan data histori pembelian, lokasi, informasi kontak, browsing history, user ID, device ID, usage data dan diagnostics.

Data yang sama juga digunakan untuk Developer’s Advertising or Marketing. 

Sedangkan untuk Analytics dan Product Personalization, Twitter juga menggunakan data kontak dan search history. Tapi, medsos tersebut tak pernah menggunakan data info sensitif dari penggunanya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related