Pertama di Indonesia, ParagonCorp Paparkan Hasil Skin Genomic Research

profile photo reporter Ratu Monita
RatuMonita
19 Desember 2023
marketeers article
Pemaparan hasil Skin Genomic Research dari ParagonCorp. (Sumber: ParagonCorp)

ParagonCorp memaparkan hasil penelitian terbarunya yang bertajuk Skin Genomic Research dan riset tersebut telah dilakukan sejak tahun 2021.

Menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang melakukan riset ini dengan skala besar, ParagonCorp berkolaborasi dengan genomic expert dan sejumlah dermatologist.

Skin Genomic Research sendiri mengeksplorasi DNA, gen, dan variasi genetik yang terkait dengan karakteristik, fungsi, dan kondisi kulit.

Penelitian dilakukan pada 515 subjek yang terdiri dari 150 pria dan 365 perempuan Indonesia yang berasal dari delapan kelompok etnis terbesar di Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk memahami variasi genetik kulit Indonesia.

BACA JUGA ParagonCorp Hadirkan Festival Kecantikan Berbasis Inovasi dan Science

Adapun delapan etnik tersebut antara lain Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Riset ini tentu saja akan membantu ParagonCorp untuk memahami skin genomic code, sehingga dapat menciptakan inovasi perawatan kulit yang personalized.

Alif Kartika B.Sc, Global Group Head Brand Development ParagonCorp menyampaikan Skin Genomic Research merupakan penelitian yang kompleks dan memerlukan waktu yang panjang.

“Dibutuhkan komitmen tinggi karena penelitian ini melibatkan expert dari berbagai bidang, serta resources yang cukup besar sehingga penelitian ini dapat memberikan hasil yang applicable,” ujar Alif Kartika, dikutip dari laporannya.

BACA JUGA Wardah Brave Beauty Summit Diadakan Perdana, Bahas Impactful Beauty

Skin Genomic Research menemukan fakta bahwa permasalahan kulit yang paling sering dialami masyarakat Indonesia adalah pembesaran pori (cheek sebaceous pores), garis lipatan leher (horizontal neck folds), dan garis senyum (nasolabial folds).

Lalu, ParagonCorp juga mengidentifikasi permasalahan kulit seperti pigmentary spots, corner lips wrinkle, neck sagging, under eye wrinkle, eye bag, forehead wrinkle, interocular wrinkle, dan nasolabial fold.

Hasil riset ini tentu saja akan menambah pemahaman lebih baik mengenai mekanisme genetik penuaan kulit dan keragaman genetik di berbagai etnis.

Tak hanya itu, dengan menganalisis variasi genetik individu, para ahli di ParagonCorp menemukan pendekatan baru untuk menciptakan perawatan kulit yang sesuai dengan kebutuhan kulit di Indonesia yang beragam (hypersegmented).

Para ahli percaya bahwa dengan menyesuaikan rutinitas perawatan kulit berdasarkan profil genetik seseorang dapat mengoptimalkan efektivitas dan memenuhi kebutuhan kulit yang spesifik.

Selain itu, Skin Genomic Research juga membantu ParagonCorp untuk dapat menentukan formulasi (bahan aktif, tekstur, format) yang paling sesuai dengan permasalahan kulit yang ingin dijawab.

Produk yang diformulasikan, tidak hanya dapat mengatasi permasalahan kulit saat ini tetapi juga mengandung ingredients yang dapat mencegah permasalahan kulit di masa mendatang.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related