Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan Rp 1,66 Triliun pada Kuartal I

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) membukukan pendapatan sebear US$ 101,51 juta atau setara Rp 1,66 triliun (kurs Rp 16.443 per US$) sepanjang kuartal I tahun 2025. Capaian ini menunjukkan performa bisnis perseroan yang sangat solid pada tiga bulan pertama tahun ini.
Yurizki Rio, Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk menjelaskan, di tengah kondisi ekonomi yang terkontraksi secara global dan banyaknya dinamika ekonomi, perseroan sukses mendorong hadirnya ekosistem energi berkelanjutan.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik global memengaruhi stabilitas ekonomi dunia, menciptakan ketidakpastian dalam investasi dan pengembangan energi bersih.
BACA JUGA: Pertamina Geothermal Energy Tambah Kapasitas Energi Panas Bumi 55 MW
Fluktuasi ekonomi dan volatilitas nilai tukar juga turut berdampak pada investasi, pendanaan, dan percepatan proyek energi terbarukan, termasuk panas bumi. Kendati demikian, fundamental keuangan PGE tetap kokoh untuk menopang rencana pertumbuhan jangka panjang.
“Kinerja solid PGE selama beberapa tahun terakhir menjadi fondasi kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan. Hal tersebut menjadi bekal kami untuk terus berekspansi secara lebih agresif untuk memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” kata Yurizki dalam siaran pers kepada Marketeers, Jumat (2/5/2025).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 31 Maret 2025, total aset mencapai US$ 3,03 miliar. Jumlah tersebut naik 0,93% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Kemudian dari sisi ekuitas, perseroan memiliki dana sebesar US$ 2,04 miliar atau meningkat 1,56% (yoy). Kas dan setara kas mencapai US$ 703,86 juta atau mengalami pertumbuhan 7,43%. Sedangkan kas bersih dari aktivitas operasi US$ 77,47 juta atau naik 12,04% secara tahunan (yoy).
BACA JUGA: Chevron dan Pertamina Geothermal Energy Sepakati Joint Study Agreement
Hasil yang diraih sejauh ini juga menunjukkan bahwa kinerja perusahaan masih tetap berada di jalur bisnis yang kuat dalam mendukung terwujudnya transisi energi nasional, sekaligus juga upaya mengejar target kapasitas terpasang 1 gigawatt (GW) yang dikelola secara mandiri dalam 2-3 tahun mendatang.
“Kami berkomitmen mempercepat pengembangan panas bumi dengan mengoptimalkan efisiensi operasional. Oleh karena itu, kami menerapkan strategi belanja yang diarahkan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya.
Beberapa proyek kunci PGE untuk mencapai target tersebut mencakup pengembangan Lumut Balai Unit 2 (55 MW), Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta sejumlah proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW. Proyek Lumut Balai Unit 2 ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun ini.
“Proyek ini akan memperkuat portofolio energi hijau PGE dan menjadi sinyal optimistis kami untuk mendorong peningkatan operasional dan kinerja keuangan sepanjang tahun 2025,” tambahnya.
Editor: Eric Iskandarsjah Z