PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menawarkan 251 sumur idle yang berada di wilayah operasional Subholding Upstream Pertamina dapat direaktivasi melalui skema kerja sama dengan pihak ketiga.
Perseroan telah menawarkan 98 perusahaan calon mitra atau provider teknologi swasta untuk mengelola sumur idle. Benny Sidik, VP Production & Project PHE menjelaskan, dengan bantuan mitra yang mempunyai kemampuan yang baik dari sisi teknikal, safety maupun keuangan, upaya reaktivasi sumur idle ini dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan lifting minyak nasional secara berkesinambungan. Langkah ini merupakan arahan dari Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
BACA JUGA: PHR Sukses Produksi 58 Juta Barel Minyak Tahun 2024
“Kami berusaha untuk melaksanakan arahan menteri tersebut walaupun konsep kemitraan sumur idle ini adalah suatu hal yang relatif baru bagi kami,” kata Benny dalam keterangan resmi, Jumat (31/1/2025).
Menurutnya, selama ini banyak jenis kemitraan yang sudah dijalankan oleh Pertamina, di antaranya Participation Interest (PI), Kerja Sama Operasi (KSO), Pengelolaan Sumur Tua, Kerja sama KUD atau BUMD, dan Network Collaboration for New Potential (NCNP). Saat ini, kemitraan sumur idle sudah ada yang berjalan sejak tahun 2024 di Regional 1 wlayah Sumatra.
BACA JUGA: PHR Sukses Produksi 2.350 Barel Minyak di Lapangan Pinang East
PHE sudah mulai menginventarisir sejumlah sumur-sumur idle yang ada di wilayah kerja Subholding Upstream yang bisa dimitrakan. Benny menyebut pada tahun 2025, PHE akan menggelar 2 Batch penawaran sumur idle.
Pada Batch 1 ini, PHE berencana menawarkan sekitar 251 sumur kepada calon mitra. Diharapkan jumlah sumur yang ditawarkan akan bertambah pada Batch 2 nanti.
Dengan masuknya para investor swasta diharapkan pengoperasian sumur idle bisa dipercepat dari sebelumnya tahun 2026 menjadi 2025.
“Target lifting harus naik, kemitraan pengelolaan sumur idle ini merupakan langkah awal untuk mencapai target tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Bambang Prayoga, Kepala Divisi (Kadiv) Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas berharap seluruh sumur idle dapat segera berproduksi. Terlebih lagi, keberadaan sumur idle ini sudah banyak dibahas bagaimana penanganannya.
Dalam proses pengelolaan sumur idle, Bambang menekankan pentingnya faktor safety. Faktor keamanan harus jadi perhatian yang serius.
“Aktivitas kegiatan reaktivasi dan operasi produksinya harus memenuhi kaidah safety dan teknik yang baik. Benchmark-nya sudah banyak,” ujarnya.
Editor: Ranto Rajagukguk