Pertamina Raih Laba Rp 56,6 Triliun, Dirut Nicke Ungkap Rahasianya

marketeers article
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. (FOTO: Dok Pertamina)

PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih tertinggi sepanjang berdirinya perusahaan. Tercatat, pada tahun 2022 perseroan meraih laba bersih US$ 3,81 miliar atau Rp 56,6 triliun, naik 86% dibanding tahun 2021 (year-on-year/yoy).

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina menuturkan pada tahun 2021 laba yang didapatkan perseroan sebesar US$ 2,05 miliar atau setara Rp 29,3 triliun. Pendapatan perseroan juga melejit, tahun 2022 mencapai US$ 84,89 miliar atau sekitar Rp 1.262 triliun naik hingga 48% dibanding tahun sebelumnya (yoy) sebesar US$ 57,5 miliar.

BACA JUGA: Laba Meningkat 63,5%, Pertamina International Shipping Bidik Ekspansi

Dia bilang kenaikan kinerja perusahaan merupakan buah dari pondasi bisnis yang terus diperbaiki sehingga semuanya memberikan kontribusi bagi perseroan. Ini dimulai dari efisiensi biaya produksi dan distribusi.

“Tahun 2022 bisa kita tutup dengan kinerja tertinggi sepanjang sejarah Pertamina. Kita bisa membukukan nett profit US$ 3,81 miliar,” kata Nicke melalui keterangannya, Rabu (7/6/2023).

BACA JUGA: Naik 49,7%, Laba Bersih Pertamina Geothermal Capai US$ 127,3 Juta

Menurutnya, peningkatan pendapatan perseroan tidak hanya ditopang oleh kenaikan lifting dan produksi minyak dan gas bumi (migas) serta penjualan produk. Namun, Pertamina juga sukses melakukan terobosan dalam mengoptimalkan biaya.

Nicke mengeklaim cost optimization pada periode 2021 hingga 2022 telah berkontribusi pada penghematan hingga mencapai US$ 3.273 juta. Kinerja keuangan juga sebanding lurus dengan kinerja keberlanjutan yang juga telah membuahkan pencapaian positif. 

Pertamina berhasil meraih posisi nomor dua secara global dalam sub-industri Integrated Oil & Gas oleh Sustainalytics dengan skor environmental, social, and governance (ESG) sebesar 22,1 pada Oktober 2022. Raihan tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya dengan skor 28,1.

“Peningkatan signifikan kinerja keuangan dan operasional sepanjang tahun 2022, Pertamina kembali mengukuhkan posisinya sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam Fortune Global 500 dan menempati peringkat 223, naik dari sebelumnya peringkat 287,” ujarnya.

Nicke menambahkan kinerja keuangan konsolidasian tahun 2022 ini telah sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang telah menyetujui laporan tahunan untuk tahun buku 2022 yang berlangsung pada 6 Juni 2023. Dalam kegiatan tersebut juga telah mengesahkan laporan keuangan perseroan konsolidasian yang berakhir 31 Desember 2022 (Audited), dengan tingkat kesehatan perusahaan sebesar 93,95 atau kategori sehat (AA).

“Sejalan dengan kenaikan pendapatan, EBITDA Pertamina secara konsolidasi juga naik menjadi US$ 13,59 miliar, atau naik 47% dibanding tahun 2021 (yoy) sebesar US$ 9,26 miliar,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related