Mengapa Perusahaan Masih Membutuhkan Tenaga Magang?

marketeers article
46805151 group of businesspeople with files sitting on chair for giving interview

Praktik perekrutan karyawan magang semakin umum dilakukan oleh berbagai perusahaan. Apa pun skala perusahaannya, banyak yang membuka lowongan untuk karyawan magang yang masih berstatus mahasiswa.

Menurut riset dari Jobplanet, berdasarkan informasi lowongan kerja yang ada di Jobplanet.com, setiap kuartalnya sellau terjadi peningkatan dari perekrutan karyawan magang. Sebagai informasi, total jumlah lowongan kerja yang ditampilkan di situs Jobplanet selama Q3-2016 hingga Q2-2017 adalah sekitar 71.000. Lowongan-lowongan kerja tersebut berasal dari berbagai perusahaan untuk berbagai bidang kerja, posisi, serta level pekerjaan.

“Tren perekrutan mahasiswa magang oleh perusahaan di Indonesia memang menunjukkan pertumbuhan pada setiap kuartal dalam satu tahun terakhir. Meski begitu, jika dibandingkan dengan keseluruhan lowongan kerja yang ada di situs Jobplanet, jumlah lowongan kerja magang dapat dikatakan masih amat kecil atau hanya sebesar 0,4% dari keseluruhan informasi lowongan kerja yang ada di Jobplanet.com,” ungkap Kemas Antonius, Chief Product Officer Jobplanet di Indonesia.

Berdasarkan riset Jobplanet, ada lima industri yang paling banyak membuka lowongan kerja bagi karyawan magang. Lima industri tersebut adalah; Industri teknologi informasi dan komunikasi atau TIK, industri manufaktur, industri ritel dan distribusi, industri perbankan dan keuangan, dan industri pelayanan. Dari sisi bidang pekerjaan, bidang administrasi, manajemen SDM (sumber daya manusia) dan perekrutan, keuangan dan akuntansi, pemasaran, dan desain grafis menjadi bidang pekerjaan yang paling banyak membutuhkan tenaga magang.

“Sistem perekrutan karyawan magang tak hanya menguntungkan perusahaan, tapi juga para karyawan magang yang kebanyakan masih berstatus mahasiswa atau fresh graduate yang belum memiliki pengalaman kerja,” papar Kemas.

Dari sisi perusahaan, merekrut karyawan magang memiliki risiko investasi yang lebih kecil, tapi diikuti dengan tanggung jawab moral yang lebih besar, terutama dalam melatih, mengasah keterampilan, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia kerja profesional.

Sebaliknya karyawan magang, terutama yang belum berpengalaman, bisa mendapatkan keterampilan dan pengetahuan yang berharga tentang dunia kerja yang sebenarnya melalui pengalaman magang mereka. Tentunya dengan catatan, perusahaan tempat mereka bekerja magang memang memberikan tugas serta kesempatan bagi mereka untuk belajar menjadi karyawan sesungguhnya dan berkontribusi dalam menunjang kinerja perusahaan.

“Tak bisa dipungkiri, karyawan magang dapat membawa angin segar serta ide-ide kreatif yang diperlukan oleh perusahaan. Mereka mewakili generasi muda yang juga menjadi target pelanggan, konsumen, atau pengguna produk perusahaan. Ide-ide, pemikiran, serta sudut pandang mereka akan memberikan insight yang bermanfaat bagi perusahaan,” pungkas Kemas.

Editor: Sigit Kurniawan

Related