P&G Kembali Melakukan Renovasi Rumah dengan Melibatkan Karyawan

marketeers article
P&G melakukan program renovasi rumah. (FOTO: Marketeers/Eric)

Procter & Gamble (P&G) Indonesia merupakan perusahaan yang peduli terhadap kesejahteraan komunitas lokal. Oleh karena itu, P&G kembali menggelar program Making a House a Home.

Saranathan Ramaswamy, Presiden Direktur P&G Indonesia mengatakan program ini merupakan bantuan untuk masyarakat dengan melakukan renovasi bangunan rumah dan warung agar lebih layak huni. Selain itu, agar bisa memberikan dampak lebih luas, program Making a House a Home tidak hanya merenovasi fisik rumah, namun juga turut menggerakkan perekonomian lokal dengan memberdayakan pemilik usaha mikro, khususnya perempuan.

Dia menyadari bangunan yang layak huni adalah salah satu faktor penentu tingkat kesehatan, produktivitas, dan kualitas hidup masyarakat. Selain persoalan tempat hunian, perusahaan juga menyadari masih banyak pemilik usaha mikro yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. 

“Lewat program ini, kami tidak hanya memperbaiki fasilitas fisik milik warga, namun kami juga memperlengkapi mereka dengan kemampuan dan pengetahuan guna meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Inilah bentuk dukungan kami untuk hadir dan bergerak bersama masyarakat lokal dalam memperkuat perekonomian dan kesejahteraan hidup mereka,” kata Saranathan Ramaswamy.

BACA JUGA: Dibanding P&G, Belanja Iklan Unilever Tertinggi di Tiga Negara Asia Pasifik

Tahun ini sendiri, program tersebut dilakukan di Desa Wanakerta, Karawang, Jawa Barat. Lewat kerja sama dengan Habitat for Humanity Indonesia, program ini tidak hanya merenovasi rumah menjadi tempat hunian yang lebih layak, namun juga merevitalisasi warung atau tempat usaha yang menyatu dengan rumah, serta memberikan pelatihan soft-skill seperti literasi finansial dan perencanaan keuangan kepada pemilik usaha rumahan.

Uniknya, dalam melaksanakan program ini, persuahaan fast-moving consumer goods (FMCG) itu melibatkan para karyawan untuk ikut berperan dalam melakukan renovasi.

Simon Sibarani, Senior Manager Corporate Communications P&G Indonesia mengatakan, selama tujuh kali program, total pegawai yang terlibat adalah sekitar 320 orang.

“Untuk tahun ini, partisipan-nya adalah 30 orang. Antusiasme pegawai sangat tinggi tapi kami batasi 30 orang saja sesuai kuota yang ada. Dilibatkannya para pegawai itu sendiri dimaksudkan agar perusahaan bisa menumbuhkan jiwa sosial para karyawan sekaligus melakukan internalisasi nilai-nilai perusahaan kepada para pegawai,” ujar Simon.

BACA JUGA:Beli atau Sewa Rumah untuk Pekerja, Ini yang Wajib Diperhatikan

Program tahunan ini sendiri fokus untuk menyasar rumah tidak layak huni (RTLH) atau rumah yang tidak memenuhi persyaratan hunian yang nyaman dan aman serta tidak menyehatkan dan atau justru membahayakan penghuninya.

“Begitu juga halnya dengan Warung yang dianggap tidak layak huni beroperasi dengan ciri-ciri tidak memiliki pondasi permanen, kurang mendapatkan pencahayaan alami, sirkulasi udara tidak baik, tidak tersuplai air bersih yang memenuhi standar kesehatan dan sanitasi buruk,” ujarnya.

Rudi Nadapdap, Senior Operations Manager Habitat for Humanity Indonesia menyatakan Habitat for Humanity sangat antusias karena pada tahun ke-7 bermitra bersama P&G Indonesia ini Habitat for Humanity kembali mendapat dukungan penuh dan bergotong royong dalam merenovasi rumah dan warung milik komunitas lokal.

“Hal ini kami lakukan bersama karena misi Habitat for Humanity Indonesia sejalan dengan komitmen P&G dalam membangun masa depan keluarga Indonesia yang lebih baik. Kami berharap kontribusi P&G ini dapat memberikan warna baru dalam menggerakan perekonomian lokal pascapandemi dan berkomitmen memberdayakan masyarakat lokal,” tutur Rudi.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related