Pinjaman Lunak dan Program Prakerja Bisa Jadi Opsi Bisnis Terdampak COVID-19

marketeers article
A woman in rubber gloves and a medical mask counts the money from the sale. In the background are shelves of the store. The concept of coronovirus and the crisis in business.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan agar pelaku sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang terdampak COVID-19 mendapat bantuan pinjaman lunak. Dana itu termasuk ke dalam anggaran pemerintah untuk penanganan COVID-19 di sektor ekonomi sebesar Rp 150 Triliun. Para pelaku IKM tersebut juga diajukan untuk memperoleh bantuan melalui kartu prakerja.

Berdasarkan pemetaan IKM terdampak COVID-19 yang dilakukan Kemenperin di 34 provinsi di Indonesia, ditemukan persoalan utama yang dihadapi IKM adalah bahan baku dan restrukturisasi kredit.

Alhasil, Kemenperin mengusulkan agar pelaku IKM terdampak COVID-19 mendapat bantuan pinjaman lunak senilai total Rp26,9 Triliun yang termasuk ke dalam anggaran pemerintah untuk penanganan COVID-19. Anggaran tersebut akan digelontorkan pemerintah kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui perbankan.

“IKM cukup terpukul dengan penurunan permintaan hingga 90%. Apabila industri menengah membutuhkan bantuan untuk memenuhi pesanan, mereka bisa mendapatkan suplai dari industri kecil. Melalui program ini, pelaku industri menengah diarahkan menjadi trainners sekaligus membangun ekosistem industri,” terang Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih beberapa waktu lalu.

Kemenperin mengusulkan dua skema yang akan membantu IKM menghadapi krisis. Dari Rp 26,9 triliun yang diusulkan, sebesar Rp 22 triliun akan ditujukan khusus sebagai pinjaman pengadaan bahan baku dan Rp 4,9 triliun untuk restrukturisasi kredit.  

Kedua skema itu diharapkan dapat diberikan kepada IKM tanpa beban bunga. Sementara, untuk skema pembayaran listrik, THR, dan karyawan yang terdampak PHK telah dibuatkan skema tersendiri oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Selain itu, Kemenperin juga mengajukan sekitar 987 ribu pelaku IKM yang terdampak kepada Kemenko Perekonomian untuk mendapatkan bantuan melalui kartu prakerja.

Selain kartu prakerja, Kemenperin juga akan menyiapkan berbagai pelatihan yang ditujukan kepada industri menengah sehingga mereka mampu meningkatkan kemampuan dalam mengelola usahanya.

“Kami sedang menyiapkan program pelatihan yang akan bekerjasama dengan sejumlah universitas yang ditujukan untuk industri menengah,” ungkap Gati. Walaupun pelatihan ini berfokus pada sektor industri menengah, Gati mengungkapkan, manfaatnya juga akan dirasakan oleh pelaku industri kecil. Artinya, industri menengah akan menjadi trainners yang membantu atau bahkan bekerja sama dengan pelaku industri kecil untuk maju dan bangkit kembali

Related