Platform Digital Komunitas Ini Usung Konsep Gotong Royong

marketeers article

Masyarakat Indonesia amat akrab dengan peribahasa “makan gak makan asal ngumpul.” Mulai dari saling ngobrol ringan hingga kumpul acara resmi dan santai. Kemajuan teknologi pun memaksa beralihnya makna kumpul yang biasanya sekadar kopi darat menjadi perkumpulan di dunia maya. Berbagai macam platform menyediakan fasilitas untuk kumpul, mulai dari chatting via grup, post komentar, hingga saling membentuk komunitas di platform yang ada. Akhir tahun ini, muncul sebuah platform media sosial untuk komunitas, asli buatan Indonesia, bernama oorth.

Menurut Krishna Adityangga, CEO Skynosoft Portal Prime yang membawahi aplikasi oorth,  bahwa aplikasi asli Indonesia bisa menjawab kebutuhan komunitas berdasarkan budaya asli Indonesia. Fitur-fitur yang dihadirkan oleh oorth, seperti Chat, Stream, Digital Wallet, dan Donasi, terinspirasi dengan kearifan budaya-budaya asli Indonesia. Salah satunya adalah gotong royong.

Krishna menambahkan, aplikasi ini tidak hanya untuk komunitas, tapi juga untuk kalangan perseorangan. Ada fasilitas chat dan feed yang bisa digunakan untuk kalangan perseorangan. Sementara untuk kalangan komunitas, bisa menggunakan fitur tambahan seperti e-wallet dan organizer,” ujarnya.

oorth juga menyediakan fitur kalendar event. Fungsi dari fitur ini, selain menyediakan pinned event sesuai tanggal juga menjadikan kalendar event yang berfungsi sebagai reminder suatu event yang diadakan. Pada aplikasi oorth, note mempunyai fungsi sebagai pinned post sekaligus sebagai urgent note dan juga bisa dijadikan hasil notulen dari kopdar atau kumpul bareng di event komunitas.

SkyPay sebagai fitur digital wallet di oorth, selain digunakan sebagai personal juga bisa digunakan oleh komunitas sebagai sarana untuk penggalangan dana dan iuran kas komunitas maupun untuk iuran komunitas.

Mengusung one stop community social media, oorth bisa dibilang mempunyai fitur lengkap untuk komunitas.Selain fitur di atas, admin komunitas juga bisa memblokir member yang dinilai mengganggu, sebagai bentuk keamanan dan menjaga komunitas dari hoax.

Editor: Sigit Kurniawan

 

 

Related