PLN Olah 2,1 Ton Sampah Bantar Gebang Jadi Bahan Bakar PLTU

marketeers article
PLN Olah 2,1 Ton Sampah Bantar Gebang Jadi Bahan Bakar PLTU. (FOTO: Dok PLN)

PT PLN (Persero) menggandeng Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) dan Comestoarra mengurangi sampah Jakarta dengan mengolahnya menjadi bahan baku cofiring. PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya dapat mereduksi 2,1 ton sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang dalam kurun waktu dua minggu. 

Sampah organik 2,1 ton dapat diolah menjadi 461 kg bahan bakar jumputan padat untuk cofiring pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Cofiring merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU.

BACA JUGA: Dukung Ekosistem Mobil Listrik, PLN Siapkan Ratusan SPKLU di Jabar

Doddy B Pangaribuan, General Manager PLN UID Jakarta Raya menjelaskan bersama GCB dan Comestoarra, PLN mengimplementasikan metode Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang merupakan metode alternatif dalam pengelolaan sampah. Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara PLN UID Jakarta Raya dengan PT Comestoarra sebagai inisiator sekaligus pendamping kegiatan TOSS dan Gerakan Ciliwung Bersih sebagai kelompok yang mengolah sampah menjadi energi baru terbarukan (EBT) untuk PLTU.

Ini adalah ekosistem energi berbasis kerakyatan karena pasokan biomassa akan dipenuhi dari kolaborasi seluruh elemen masyarakat. Dengan ini, maka roda perekonomian daerah akan terdorong dan emisi di PLTU akan makin berkurang. 

BACA JUGA: Lewat Program Listrik Desa, PLN Kejar Peningkatan Rasio Elektrifikasi

“Ke depannya, pengolahan sampah menjadi EBT akan lebih besar lagi karena sebanyak 17 Unit Pelaksana di lingkungan PLN UID Jakarta Raya melalui program TOSS ini berpotensi mereduksi sampah organik dan residu biomassa sebesar 150 ton per tahun. Kami berharap, langkah kecil ini dapat menginspirasi kita semua dalam mencapai Net Zero Emission di Tahun 2060,” kata Doddy dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (30/10/2022).

Metode TOSS yaitu mengubah sampah organik dan residu biomassa menjadi energi dengan tiga tahapan proses. Proses pertama yaitu pengeringan sampah organik dan biomassa dengan memanfaatkan boks bambu dan cairan bioaktivator. 

Dalam waktu tiga sampai lima hari, sampah akan menyusut hingga 50 persen. Kemudian siap untuk menjadi material energi. Tahap kedua yaitu pencacahan yang bertujuan untuk menghaluskan material dengan menggunakan mesin pencacah hingga mencapai ukuran 10 mm

Terakhir, tahap peletisasi, yaitu proses memadatkan material menjadi pellet biomassa untuk memudahkan transportasi. Hasil dari tiga tahapan proses tersebut mampu menghasilkan kalori kurang lebih sebesar 3.300 kilo kalori per kg atau setara dengan batu bara muda dan Pelet tersebut sudah siap digunakan sebagai bahan bakar alternatif di PLTU milik PLN.

PLN juga memanfaatkan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional yang ramah lingkungan dalam pengangkutan sampah dari Unit Pelaksana menuju sentra TOSS yang berada di Gerakan Ciliwung Bersih. Upaya ini juga menjadi wujud komitmen perseroan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Related