PLN Perkuat Sinergi dengan BSSN Demi Jaga Keamanan Siber Layanan

marketeers article
PLN Perkuat Kerja Sama dengan BSSN (Foto: PLN)

Demi meningkatkan pelayanan ketenagalistrikan yang aman dan terpercaya, PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Melalui penandatangan nota kesepahaman (MoU) terkait perlindungan informasi dan transaksi elektronik, PLN ingin menghadirkan layanan terintegrasi dengan aman bagi seluruh pelanggan. 

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN mengatakan bahwa kolaborasi antara PLN dan BSSN sudah terjalin secara intensif selama tiga tahun. Sejak awal, BSSN sudah mempersiapkan perencanaan dan pembangunan digitalisasi yang dilaksanakan PLN sehingga tim operasional transformasi digital PLN sudah terintegrasi. 

“Dalam proses perkembangan zaman, PLN menghadapi tantangan luar biasa. Untuk itu atas dukungan BSSN, PLN melakukan digitalisasi secara holistik. Baik itu pembangkit, command center, transmisi, distribusi, smart meter, hingga pelayanan pelanggan,” ujar Darmawan dikutip dari laman PLN.

Dengan adanya penandatanganan kerja sama melalui MoU ini, PLN berharap sistem ketenagalistrikan berbasis digital yang sedang dikembangan pihaknya dapat semakin kokoh dan menjadi solusi layanan listrik bagi masyarakat. Mengingat sistem ini merupakan salah satu bagian penting dari ketahanan energi Indonesia.

Sebelumnya, PLN tidak memiliki data pelanggan. Namun saat ini perusahaan menjadi pusat data pelanggan. Pelayanan PLN yang tadinya masih manual juga sudah mulai diperbaiki sehingga seluruh layanan telah menjadi digital. Peningkatan layanan digital juga diikuti oleh risiko keamanan siber, maka itu perlu dilakukan penguatan keamanan siber sehingga menghadirkan layanan yang aman dan nyaman.

Hinsa Siburian, Kepala BSSN menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan perlindungan terhadap infrastruktur informasi vital nasional, dan PLN adalah salah satunya. Langkah ini selaras dengan Peraturan Presiden mengenai Perlindungan Infrastruktur Informasi Vital. 

“PLN yang sebelumnya adalah bagian dari Objek Vital Nasional, karena menggunakan jaringan internet, kini sudah masuk ke dalam infrastruktur informasi vital nasional,” imbuh Hinsa.

Risiko ancaman di ruang siber seringkali berasal dari tren global yang mana terdapat tiga kategori ancaman, yakni kontrol informasi, spionase pencurian data, dan sabotase. Melalui kontribusi sektor ekonomi digital yang cukup signifikan, BSSN perlu mengawasi berbagai jenis ancaman yang bertebaran.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related