Poetra Sampoerna Berdayakan Lebih dari 30.000 Guru di Wilayah 3T

marketeers article
George Yudistira Irawan, Chairman Board of Executives PSF. Sumber gambar: Marketeers/Tri Kurnia Y.

Institusi bisnis sosial, Poetra Sampoerna Foundation (PSF) mengeklaim hingga sekarang telah memberdayakan sebanyak 33.661 guru di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Capaian tersebut sejak pertama kali PSF berdiri yaitu pada tahun 2001.

George Yudistira Irawan, Chairman Board of Executives PSF menjelaskan dengan pengalaman tersebut, PSF memetakan permasalahan yang dialami oleh para guru di area 3T. Di Indonesia, peningkatan kualitas pendidikan masih terbentur dengan beberapa masalah, seperti sulitnya akses pengembangan profesi bagi guru, sistem manajemen sekolah yang kurang akuntabel, dan kurangnya akses pendidikan berstandar internasional.

BACA JUGA: Infrastruktur Pendidikan Perlu Jadi Prioritas Pembangunan

“Membahas tentang pendidikan di Indonesia, kami melihat secara umum terdapat beberapa isu utama yang selama ini masih perlu dihadapi, hal tersebut yaitu terkait kompetensi guru, pengelolaan atau manajemen sekolah yang masih kurang akuntabel, juga ketersediaan akses pada pendidikan berkualitas internasional,” kata George dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Menurutnya, guru memegang peranan penting dalam institusi pendidikan sehingga sudah sepatutnya upaya-upaya untuk peningkatan kompetensi menjadi foku. Hal ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari sisi tenaga pendidik. 

PSF telah memperhatikan kondisi ini dan berkomitmen memberikan solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dengan menjalankan program School Development Outreach (SDO).

BACA JUGA: Pembelajaran Pascadisrupsi Perlu Jadi Evaluasi Sektor Pendidikan

Adapun program SDO memiliki tiga turunan kegiatan, yaitu Teacher Learning Center, Lighthouse School Program, dan Guru Binar. Masing-masing turunan program ini dibuat untuk memfasilitasi tantangan-tantangan yang dihadapi para guru.

Secara umum, Teacher Learning Center merupakan organisasi belajar mandiri bersifat struktural dan sistematis yang dijalankan oleh guru terpilih sebagai solusi untuk menyikapi keterbatasan akses guru dalam mendapatkan layanan pengembangan profesi. Dengan filosofi Dari Guru untuk Guru, akses pelatihan Teacher Learning Center dibangun berdasarkan kebutuhan dan memungkinkan peserta belajar kapan saja dan di mana saja secara daring.

Lalu, Lighthouse School Program merupakan program peningkatan kualitas sekolah secara holistik dan intensif untuk mewujudkan sistem manajemen sekolah yang akuntabel. Dalam program ini, PSF-SDO melakukan intervensi selama tiga tahun di masing-masing sekolah dengan target mempersiapkan sekolah menjadi sekolah model yang berkualitas dengan mencapai atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Sementara itu, Guru Binar hadir sebagai respons terhadap pandemi COVID-19 yang berdampak pada akses pengembangan profesional guru di Indonesia. Para guru yang mengakses pelantar Guru Binar dapat mengikuti pelatihan dan beragam pengembangan profesionalisme yang holistik, terintegrasi, dan sistematis.

Dengan tujuan meningkatkan akses pelatihan guru melalui pelatihan terstruktur, terukur, sesuai dengan kebutuhan, para guru peserta Guru Binar dapat belajar kapan saja dan di mana saja secara daring. Ragam pelatihan dan pengembangan profesionalisme di Guru Binar juga memudahkan para guru untuk mendapatkan berbagai keterampilan dengan materi terkini.

“Proses belajar mengajar berlangsung lebih efektif dan menyenangkan sehingga memudahkan para murid menyerap ilmu. Para guru juga mendapatkan pengakuan atas kompetensi dalam belajar mengajar, sistem pengelolaan sekolah dan pengembangan karier,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related