Populix Bagikan Insight Menarik Seputar Generasi Z

marketeers article
3D illustration of a timeline with special pushpin where it is written the text generation Z, illustration of millenials generations born after the year 1990.

Generasi Z   berperan penting untuk keberlangsungan bisnis. Di Indonesia, populasi Gen Z  lebih dari 75 juta orang. Ini adalah pangsa pasar yang sangat besar. Oleh sebab itu, para pelaku bisnis perlu mengetahui lebih lanjut mengenai generasi ini.

Kesempatan tersebut ditangkap oleh PT Populix Informasi Teknologi (Populix) yang meluncurkan fitur PopVoice Gen Z. Fitur ini memberikan insight terkait perilaku Gen Z dalam mengonsumsi internet serta tren yang terjadi di kalangan Gen Z Indonesia.

Timothy Astandu, CEO Populix mengungkapkan bahwa Gen Z akan menentukan masa depan Indonesia. Pada tahun 2030 mendatang, Gen Z akan mendominasi hampir sepertiga pekerja di Indonesia. Jadi, merekalah yang akan bekontribusi untuk perekonomian Indonesia.

“Hasil riset kami menunjukan bahwa tenaga kerja di Indonesia akan di dominasi oleh Gen Z sebanyak 30% tahun 2030 mendatang. Selain itu, pengeluaran mereka untuk belanja dan membeli barang sekali pakai sangat tinggi. Itulah mengapa kontribusi mereka sangat penting untuk ekonomi Indonesia,” kata Timothy.

Timothy kemudian memaparkan 5 hal penting yang harus diketahui untuk memenangkan hati para Gen Z. Pertama, Gen Z adalah masa depan. Mereka akan menjadi the biggest digital group.  “Gen Z sangat akrab dengan dunia digital. Untuk memenangkan hati mereka, para pelaku bisnis dapat membangun dan memperkuat kehadiran mereka dengan memanfaatkan kebiasaan Gen Z di dunia digital,” papar Timothy.

Kedua, Gen Z lebih sosial dan aktif di dunia online. Akan tetapi, walaupun online sangat penting, mereka juga membutuhkan aktivitas offline. Mereka seringkali mencari referensi hiburan offline melalui online. “Gen Z masih ingin melakukan aktivitas offline. Ini yang harus dipahami oleh para pelaku bisnis. Mereka harus bisa memenuhi kebutuhan Gen Z dengan tetap relevan melalui kehadiran secara fisik maupun online,” kata Timothy.

Hasil riset ini  disetujui oleh Maika Randini, General Manager Marketing Timezone. Sebagai entertainment center, Timezone berupaya untuk tetap relevan dan mempertahankan eksistensinya sebagai area hiburan Gen Z.

Maika mengatakan bahwa para Gen Z memang menyukai aktivitas online, namun mereka juga tidak sabar untuk beraktivitas offline. Terbukti dengan komentar Gen Z yang merindukan Timezone di setiap postingan media sosial Timezone.

“Saya setuju dengan fakta bahwa Gen Z juga membutuhkan aktivitas offline. Sebab, saat kami menggunggah sesuatu ke media sosial kami, kami selalu dibanjiri oleh komentar Gen Z yang meminta kami untuk segera buka,” kata Maika.

Perlu diketahui bahwa Gen Z memiliki pemahaman yang sangat baik terhadap literasi finansial digital. Mereka cenderung bertransaksi dan menggunakan layanan finansial digital. Terbukti, dengan hasil Populix yang menemukan bahwa sebanyak 57% Gen Z menggunakan online financial service.

Menariknya, 44% dari Gen Z bahkan menggunakan transaksi online untuk membayar listrik, air, dan sebagainya. Selain itu, sebanyak 33% dari mereka menggunakan transaksi online untuk berinvestasi atau sekadar mengecek pasar saham.

“Gen Z ini sangat up to date dan bisa beradaptasi dengan perubahan. Mereka memahami dengan baik cashless atau dompet digital. Terbukti, dari hasil riset kami mengenai aktivitas transaksi online Gen Z. Mereka sangat pintar menggunakan layanan keuangan digital untuk berbelanja, mendapatkan promo, bahkan berhemat,” tutur Timothy.

Keempat, Gen Z menyukai hal-hal yang viral, namun masih dikategorikan viral yang baik. Hasil riset Populix menemukan bahwa teladan atau role model para Gen Z adalah mereka yang memiliki imej positif, pintar, dan keahlian di bidang masing-masing.

“Walaupun Gen Z terlalu sering mengonsumsi internet, teladan mereka adalah orang-orang yang memiliki imej baik di publik. Untuk Gen Z laki-laki, banyak dari mereka yang memilih Christiano Ronaldo sebagai teladan. Sedangkan untuk Gen Z perempuan adalah Najwa Shihab,” ucap Timothy.

Kelima, Gen Z sangat trendi. Mereka sangat kekinian dan selalu berusaha untuk mengikuti tren-tren terbaru. Hal tersebut didukung dengan intensitas penggunaan internet Gen Z yang sangat tinggi.

Riset menemukan bahwa sebanyak 60% Gen Z menghabiskan lebih dari lima jam di internet. Selain itu, 94% dari Gen Z menggunakan internet secara signifikan. Apa yang mereka konsumsi di internet juga memperlihatkan bahwa mereka peduli untuk merawat diri mereka.

“Tren yang sering dicari oleh Gen Z menunjukan bahwa mereka peduli dengan gaya hidup mereka. Riset kami menemukan bahwa mereka seringkali mencari topik mengenai kecantikan, film, pendidikan, musi, dan kesehatan,” sahut Timothy.

Selanjutnya, ia memberikan fakta-fakta menarik mengenai perbedaan Gen Z dengan generasi lainnya. Pertama, Gen Z sangat ekstrem aktivitasnya di media sosial. Riset Populix menemukan bahwa delapan dari 10 Gen Z menggunakan media sosial dalam sebulan terakhir.

“Gen Z sangat aktif di media sosial sebagai media untuk berkomunikasi, tukar pikiran, dan saling sharing. Lebih spesifik, mereka selalu menggunakan aplikasi Instagram dan TikTok. Menariknya, mereka paling sering bertukar pesan menggunakan WhatsApp,” kata Timothy.

Kedua, terkait aktivitas belanja. Gen Z seringkali belanja secara online. Menurut Timothy, ini mungkin konsekuensi dari pandemi COVID-19. Akan tetapi, walaupun tanpa pandemi, riset Populix menunjukan bahwa sebanyak 66% Gen Z akan tetap belanja online.

Ketiga, Gen Z sangat menyukai podcast. Mereka masih sering menonton TV, namun banyak hal lain yang bisa diakses oleh mereka. Menariknya, saat menonton TV, Populix menemukan bahwa Gen Z yang berada di Jakarta cenderung mencari acara-acara yang memiliki gaya remaja atau chanel yang menargetkan audiens muda.

Sedangkan, untuk Gen Z di luar Jakarta lebih tertarik di acara-acara seperti RCTI dan SCTV. Jadi, ada preferensi sendiri mengenai acara-acara TV yang ditonton Gen Z di Jakarta dan di luar Jakarta.

Keempat, dari segi hiburan, ada perbedaan untuk Gen Z laki-laki dan perempuan. Untuk laki-laki lebih menyukai podcast, stand up comedy, dan acara olahraga. Sedangkan Gen Z perempuan lebih tertarik pada acara masak dan korean drama.

Kelima, hasil riset Populix menemukan bahwa Gen Z laki-laki menunjukan daya tarik yang baik dalam hal merawat diri. Bahkan, mereka mengetahui merk-merk produk kecantikan dan sudah menggunakan skincare.

“Produk kecantikan saat ini juga menjadi daya tarik Gen Z laki-laki. Mereka paling sering menggunakan facial wash, moisturizer, dan face serum. Untuk facial wash dan moisturizer, mereka menggunakan merk yang sudah umum. Sedangkan untuk facial serum, mereka fokus ke merk yang terkenal di kalangan perempuan,” kata Timothy.

Terakhir, hasil riset Populix menemukan fakta yang menarik, yaitu para Gen Z sangat menyukai kopi susu. Lebih tepatnya, kopi susu gula aren merupakan minuman yang paling populer untuk mereka.

“Gen Z saat ini suka mengonsumsi minuman yang kekinian seperti kopi susu. Riset kami menunjukan bahwa 35% dari mereka sudah mencoba kopi susu gula aren dengan merk Kopi Kenangan dan Kopi Janji Jiwa sebagai dua merek favorit mereka,” tutup Timothy.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related