Potensi Bisnis Penerbangan Besar, RI Minta Boeing Bangun Pabrik Komponen

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjajaki peluang pembangunan pabrik komponen pesawat kepada Boeing. Langkah ini dilakukan mempertimbangkan besarnya potensi industri penerbangan di Indonesia.
Faisol Riza, Wakil Menteri Perindustrian menjelaskan Indonesia memiliki potensi besar di industri dirgantara untuk mengatasi masalah konektivitas dan rantai pasok (supply chain). Karena itu, Boeing dapat memperluas kolaborasi dengan Indonesia di beberapa sektor, di antaranya pemberian lisensi untuk industri maintenance, repair, and overhaul (MRO) pesawat terbang, serta pembangunan pusat pelatihan penerbangan di Indonesia.
BACA JUGA: Resmi! Boeing Buka Kantor di Jakarta
“Salah satu yang potensial adalah MRO ini. Indonesia punya GMF AeroAsia dan Batam AeroTechnic yang membutuhkan peningkatan kapabilitas untuk mengembangkan ekosistem industrinya sehingga Boeing dapat mendukung dengan memberikan lisensi ke MRO kami,” kata dia melalui keterangan resmi, Jumay (24/1/2025).
Selain itu, Indonesia saat kini membutuhkan pusat pelatihan penerbangan sebagaimana yang telah dilakukan Boeing di India. Untuk lokasi, kawasan industri di Batam dan Bintan bisa menjadi opsi karena cukup strategis.
BACA JUGA: Tahun 2030, Boeing Siap Terbang Dengan Eco-Fuel
Industri MRO Indonesia melalui GMF AeroAsia dan Batam AeroTechnic menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menjadi pemain di sektor perawatan pesawat. Namun, sebagian besar pesawat komersial masih melakukan perawatan di luar negeri, di tengah keterbatasan suku cadang.
“Karena itu, guna meningkatkan kapabilitas industri MRO, kami menilai perlu adanya tindak lanjut dengan melakukan kerja sama antara Kemenperin dan Boeing dalam bentuk MoU,” ujarnya.
Diharapkan dari MoU tersebut, kolaborasi dengan Boeing bisa makin luas, mulai dari transfer knowledge dan penerimaan tenaga magang, dan juga mencakup asistensi kepada MRO Indonesia dalam meningkatkan kualitas komponen dan sumber daya manusia.
“Di sektor MRO, memang isunya beberapa komponen dan suku cadang harus diimpor dari Amerika Serikat (AS). Nah, apakah ini nantinya bisa diproduksi di Indonesia saja dengan melibatkan industri-industri dalam negeri,” kata Faisol.
Sementara itu, President of Boeing Southeast Asia Penny Burtt menyampaikan Boeing berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi di sektor penerbangan komersial bermodalkan pengalaman selama 75 tahun hadir di Indonesia.
Ia juga mengapresiasi pertemuan dengan Wamenperin guna mendengar prioritas pemerintah di bidang pengembangan ekonomi, arah kebijakan industri, serta pengembangan sektor industri dirgantara dan penerbangan.
“Kami melihat Indonesia punya potensi untuk berkontribusi terhadap pengembangan industri penerbangan yang berkelanjutan. Kami juga berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama tersebut dengan perusahaan Indonesia dalam meningkatkan kapabilitas dan membawa mereka menjadi penyedia komponen Boeing global,” kata Penny.
Editor: Ranto Rajagukguk