Prediksi Nasib Bisnis Ritel di Tahun Depan

marketeers article
Woman protects herself from infection with the surgical mask and gloves, with shopping cart for shopping at supermarket after coronavirus pandemic.

2020 menjadi tahun yang mengejutkan bagi pemain bisnis ritel. Bagaimana tidak, 80% penjualan ritel dikatakan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Fernando Repi mengalami penurunan.

Ia memprediksi, industri ritel nasional akan mulai pulih pada semester pertama 2021 atau setelah vaksin hadir. Sementara, recovery industri ini diprediksi akan terjadi dalam tiga hingga empat tahun mendatang.

Ritel untuk groceries diprediksi Repi menjadi segmen yang bakal paling cepat mengalami rebound. Pasalnya, sudah banyak pelaku bisnis ini yang melakukan transformasi digital, mulai dari social messaging shopping, hingga kolaborasi omnichannel dengan e-Commerce.

“Penjualan kami di semester dua tahun ini sangat menurun, namun kami segera mempersiapkan startegi untuk dua tahun ke depan sejak saat ini. Hal ini cukup banyak membantu mendatangkan customer, baik dari online dan offline,” ungkap Fernando Repi dalam sesi Industry Outlook 2021 dalam gelaran virtual MarkPlus Conference, Kamis (10/12/2020).

Di sisi lain, Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya meyakini jika proses relief and recovery tidak selesai dalam dua tahun ke depan, maka bisnis tersebut tidak akan mampu mengalami reform and rise.

Kolaborasi pun diyakini menjadi salah satu cara untuk bangkit dari kondisi sulit. APRINDO telah melakukan berbagai kolaborasi dengan para supplier, mulai dari kolaborasi marketing, merchandising, dan masih banyak lagi. Sebagai contoh, program Go Retail, Go Global yang baru-baru ini diluncurkan.

Dari total 200 perusahaan ritel dengan lebih dari 34 ribu gerai yang bergabung menjadi anggota APRINDO, program ini diharapkan dapat membantu lebih banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memasarkan produk mereka. Tentu, di satu sisi hal ini dapat membantu pemain ritel menambah supply atau portofolio produk mereka.

“Pandemi ini mendorong para peritel membuat ancang-ancang yang cukup drastis untuk menunjuang pertumbuhan bisnis ritel yang besar. Hal ini menunjukkan, paling tidak industri ritel telah berubah,” tutur Repi.

Related