President University: Kreativitas, Ketekunan, dan Dedikasi Manusia Tak Bisa Digantikan Oleh Robot

marketeers article
Engineer touching laptop check and control welding robotics automatic arms machine in intelligent factory automotive industrial with monitoring system software. Digital manufacturing operation.Industry 4.0

Dunia teknologi terus bergerak dan semakin maju. Kemajuannya melahirkan persaingan baru di kalangan tenaga kerja yang semakin ketat. Persaingannya bahkan tidak hanya melibatkan sesama manusia, tetapi juga dengan mesin atau robot. Tak heran, tenaga kerja hari ini tak sekadar dituntut untuk kreatif tetapi dapat bekerja dengan tekun, berkembang, dan berdedikasi. 

Hal ini disampaikan oleh Rektor PresUniv, Prof. Dr. Jony Oktavian Haryanto saat menggelar wisuda ke-16 President University (PresUniv) beberapa waktu lalu. Melihat perkembangan tersebut, PresUniv telah melakukan berbagai upaya untuk membekali mahasiswanya agar tetap dapat bersaing di dunia kerja maupun dunia usaha. 

Kali ini, hampir 1.000 Sarjana (S-1) dan Pasca Sarjana (S-2) diwisuda. Dari seluruh wisudawan, sebanyak 84 lulusan berhasil meraih gelar Summa Cum Laude, Magna Cum Laude, dan Cum Laude. Wisuda kali ini juga bertepatan dengan usia PresUniv yang memasuki tahun ke-20 atau dua dasawarsa.

“Segenap lulusan dituntut untuk terus kreatif, terus berinovasi dan tak berhenti mengasah keterampilannya, bekerja lebih tekun dan lebih berdedikasi. Hanya dengan cara seperti ini posisi manusia menjadi tak bisa digantikan oleh mesin dan robot,” tegas Jony. 

Wisuda kali ini juga dihadiri secara virtual oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dalam sambutan dan pesannya kepada seluruh wisudawan, Sandiaga Uno menegaskan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan menjadi mesin penggerak pemulihan ekonomi nasional. 

“Agar bisa mewujudkan hal tersebut, ada tiga strategi kunci yang perlu diterapkan, yakni inovasi, adaptasi dan kolaborasi,” tegas Sandiaga. 

Sandiaga Uno juga berpesan, agar jangan ragu untuk memajukan industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebab sektor ini sangat strategis dan sangat penting, serta mampu membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya. Bahkan, sekarang ini kian banyak negara maju yang menjadikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai penopang utama dari perekonomiannya. 

Sementara, Gubernur Ridwan Kamil menegaskan agar bisa menjadi generasi yang mampu bertahan menghadapi berbagai tantangan, kuncinya adalah seluruh wisudawan perlu menjadikan dirinya responsif dan adaptif.

“Jika ingin menjadi pemenang di masa depan, para wisudawan harus mampu dengan cepat merespons, menguasai, dan beradaptasi dengan Disrupsi 4.0,” ujarnya. 

Hanya dengan cara seperti itu, para bangsa ini akan mampu mewujudkan visi Indonesia 2045, yakni menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 terbesar di dunia.

Atas dasar itu pula, PresUniv didirikan di tengah-tengah kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, yakni kawasan industri Jababeka yang dikembangkan oleh pengusaha nasional Setyono Djuandi Darmono dan beberapa koleganya. 

“Kawasan industri Jababeka menjadi tempat bagi lebih dari 1.750 perusahaan nasional dan multinasional. Kami menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Kerja sama ini memungkinkan mahasiswa dan bahkan dosen-dosen kami untuk melakukan riset dan magang kerja di perusahaan-perusahaan tersebut,” tutup  Jony. 

Kerja sama dengan perusahaan-perusahaan juga membuka peluang bagi lulusan PresUniv untuk diterima bekerja di sana. Saat ini, sekitar 90% lulusan PresUniv diterima bekerja dalam kurun waktu enam bulan setelah mereka diwisuda. Bahkan tidak sedikit mahasiswa PresUniv yang diterima bekerja sebelum mereka lulus kuliah. 

Selebihnya, sebanyak 10% lulusan PresUniv ada yang memilih untuk membangun usaha sendiri dengan mendirikan perusahaan rintisan (startup) atau melanjutkan bisnis keluarganya. Dan, sebagian lainnya memilih untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

    Related