Produksi Vaksin Lyme, Pfizer Boyong 8,1% Perusahaan Prancis Valneva

marketeers article
Pfizer Jual Vaksin COVID-19 Senilai US$ 3,2 Miliar ke Pemerintah AS. (FOTO: 123rf)

Pfizer, raksasa farmasi asal Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk membeli 8,1 persen saham perusahaan vaksin Prancis, Valneva. Pembelian saham itu membuat Pfizer harus mengeluarkan uang sebanyak USD$ 95,24 juta. 

Aksi korporasi tersebut terjadi setelah kedua perusahaan mengumumkan perkembangan dalam kemitraan untuk mengatasi penyakit Lyme. Lyme adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri yang dikeluarkan melalui gigitan kuku. Gejala umum dari penyakit tersebut adalah ruam kemerahan di kulit dengan karakteristik yang khas. 

Valneva yang tengah memproduksi vaksin COVID-19 ini akan dibeli dengan harga 9,49 euro per saham melalui peningkatan modal cadangan. Aksi akuisisi oleh Pfizer praktis mengerek harga saham Valneva hingga 14,5 persen pada awal sesi perdagangan, Senin (20/6/2022) menjadi 9,09 euro. 

Valneva akan menggunakan hasil dari investasi ekuitas Pfizer untuk mendukung kontribusi pengembangan Fase 3 program penyakit Lyme. Valneva dan Pfizer juga memperbarui persyaratan kolaborasi dan perjanjian lisensi yang mereka umumkan pada 30 April tahun 2022 untuk kandidat vaksin Lyme VLA15. 

“Investasi Pfizer di Valneva menyoroti kualitas pekerjaan yang telah kami lakukan bersama selama dua tahun terakhir dan merupakan pengakuan kuat atas keahlian vaksin Valneva,” kata kepala eksekutif Valneva Thomas Lingelbach.

Sebagai informasi, pada 26 April 2022, perusahaan berencana untuk memulai studi Fase 3 VLA15 pada kuartal ketiga tahun ini. Dengan kesepakatan yang telah diperbarui, sekarang Valneva akan mendanai 40% dari sisa biaya pengembangan bersama dibandingkan 30% sebelumnya.

Pfizer akan membayar royalti berjenjang Valneva mulai dari 14% hingga 22%. Selain itu, royalti akan berjumlah US$ 100 juta yang dibayarkan kepada Valneva berdasarkan penjualan kumulatif.

Penyakit Lyme menyebar di Eropa hingga Amerika Utara. Data terbaru menunjukkan, Eropa Tengah memiliki jumlah penduduk tertinggi penyakit Lyme atau 21 persen dibandingkan sekitar 9 persen di Amerika Utara.

Sementara itu, Karibia memiliki jumlah penderita penyakit Lyme paling rendah, yakni 2 persen. Pasalnya, wilayah tersebut terdiri dari dari negara-negara Kepulauan. Pfizer mencatat sebanyak 600.000 kasus penyakit Lyme di Amerika dan Eropa per tahunnya.

Related