Program Elektrifikasi Pertanian PLN Tumbuhkan Pendapatan 9,35% pada 2024

PT PLN (Persero) meraih peningkatan pendapatan sebesar 9,35% secara tahunan (year-on-year/yoy) melalui program Electrifying Agriculture (EA) atau elektrifikasi pertanian. Program ini pun memberikan dampak positif terhadap penjualan listrik yang tumbuh 10,15% (yoy).
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN menjelaskan secara keseluruhan program PLN khusus untuk sektor pertanian, perikanan, perkebunan hingga peternakan ini tercatat telah dimanfaatkan oleh 300.535 pelanggan. Angka tersebut naik 53.539 pelanggan dibanding tahun 2023 dengan total sebanyak 246.996 pelanggan.
BACA JUGA: Program Elektrifikasi Pertanian PLN Raih Penghargaan Dunia
“Melalui program ini, kami berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) yang memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan pemanfaatan teknologi agrikultur berbasis listrik, ekosistem pertanian menjadi lebih modern, yang kemudian berdampak pada peningkatan produktivitas petani,” ujar Darmawan melalui keterangan resmi, Jumat (17/1/2025).
Sepanjang tahun 2024, total daya tersambung dalam Program EA PLN mencapai 4.203,36 Mega Volt Ampere (MVA). Dari jumlah tersebut, total konsumsi listrik mencapai 6,17 Terawatt Hour (TWh).
BACA JUGA: Program Elektrifikasi Pertanian PLN Digunakan 241.000 Pelanggan
Melalui program ini, PLN menjamin akses energi yang terjangkau dan berkelanjutan bagi semua orang. Untuk sektor pertanian, upaya tersebut juga bisa berkontribusi terhadap ketahanan pangan
“Kami juga ingin berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan di Indonesia melalui penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat, serta memastikan ketahanan pangan dengan gizi yang sehat,” ujarnya.
Sementara itu, Gatot (59), Ketua Kelompok Tani Mekar Sari Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur yang turut merasakan manfaat dari program ini berpendapat, kehadiran listrik ke persawahan berhasil menghemat biaya operasional petani hingga 300%.
Dengan menggunakan pompa listrik, para petani dapat menghemat pengeluaran operasional jika dibanding menggunakan pompa diesel. Biasanya biaya yang dikeluarkan jika menggunakan pompa diesel adalah Rp 1,5 juta.
Jika menggunakan pompa listrik, kata Gatot, biaya yang dibutuhkan hanya Rp 500.000 sehingga bisa meningkatkan produksi pertanian.
“Kehadiran listrik PLN melalui Program EA memungkinkan petani menggunakan sistem pengairan sumur,” ujarnya.
Editor: Ranto Rajagukguk