Program Pemulihan Dampak COVID-19 dari PBB di Indonesia Berhasil Capai Target

marketeers article
The United Nations UN official flag. Sign of the international community of world.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengalokasikan dana tanggap dan pemulihan COVID-19 sebesar US$ 1,7 juta ke Indonesia. Bantuan ini ditujukan untuk melindungi kelompok masyarakat miskin dan rentan. Kelompok inilah yang menanggung dampak lebih berat dari pandemi dan mengalami kesulitan dalam pemulihan. Kemudian, menawarkan solusi masa depan yang lebih berkelanjutan dan lebih inklusif untuk semua.

Ada empat badan PBB yang bersinergi dalam proyek Employment and Livelihood, yaitu ILO, UNAIDS, UNDP, dan UNHCR. Sinergi ini telah berjalan selama lebih dari satu tahun terakhir. Ada tiga model dukungan yang diberikan pada penerima manfaat.

Pertama, mendukung pelatihan kewirausahaan dan pengembangan usaha. Kedua, memberikan pengembangan keterampilan untuk meningkatkan penghasilan. Ketiga,  mempromosikan pasar tenaga kerja yang setara dan inklusif serta bebas dari diskriminasi.

Employment and Livelihood beroperasi dalam waktu pendek, namun terbukti memberikan dampak positif yang signifikan. PBB menetapkan target sangat tinggi dalam hal bagaimana kami memberikan pelayanan kepada masyarakat Indonesia,” kata Valerie Julliand, Kepala Perwakilan PBB Indonesia saat acara  penutupan proyek secara daring yang diselenggarakan Katadata dan ILO, Rabu (20/4/2022).

Penutupan Program Employment and Livelihood dari PBB

Valerie mengatakan, dampak terberat dari COVID-19 menimpa masyarakat di Indonesia, khususnya para perempuan, anak muda, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), penyandang disabilitas, dan pengungsi. Proyek ini telah melakukan akselerasi pemulihan perekonomian untuk mereka yang tinggal di kawasan tertinggal. Terutama, kawasan timur Indonesia meliputi Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat melalui pengembangan kapasitas.

Dalam membangun tempat kerja yang inklusif terutama dalam menjadikan kesetaraan gender sebagai arus utama, program ini telah membangun kemampuan kewirausahaan dan berbagai keterampilan bagi lebih dari 4.000 perempuan dan kelompok rentan lainnya, termasuk mereka yang tinggal di daerah tertinggal.

Program PBB ini juga berhasil melibatkan 6.000 sumber daya manusia (SDM), aparatur sipil negara (ASN), serta mitra sosial turut terlibat dalam pelaksaan proyek yang juga turut berkontribusi pada capaian tujuan pembangunan keberlanjutan (TPB). Khususnya, dalam hal kesetaraan gender dan prinsip pemulihan ekonomi.

Michiko Miyamoto, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor Leste mengatakan, proyek singkat ini telah mencapai sebagian besar target, bahkan melampauinya. Program bootcamp bagi perusahaan rintisan telah diikuti oleh 98 startup.

“Pelatihan kewirausahaan secara daring juga berhasil menjangkau 1634 UKM untuk pelatihan rencana bisnis dalam pengembangan produk dan jaringan,” kata Michiko.

    Related