Menaruh fokus besar pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Walikota Bengkulu Helmi Hasan menerima penghargaan Natamukti 2019. Penghargaan ini diberikan berkat kinerja Helmi dan Pemerintah Daerah Bengkulu dalam mengembangkan UMKM melalui program Samisake (Satu Miliar, Satu Kelurahan).
Program Samisake didesain khusus untuk mendorong lahirnya UMKM baru. “Masalahnya, persoalan kita hari ini adalah semua program sudah ada, salah satunya pemerintah pusat bekerja sama dengan per-bank-an membuat Kredit Usaha Rakyat (KUR), namun syaratnya mereka harus memiliki usaha lebih dulu,” terang Hasan di Jakarta, Minggu (06/10/2019).
Persoalan yang kemudian muncul, banyak masyarakat yang belum memiliki usaha apa pun. Mereka ingin memulai usaha, namun terbentur persoalan modal.
Melalui program Samisake, pemerintah daerah akan mengalokasikan APBD senilai Rp 1 Miliar di setiap kelurahan. Dana ini digunakan untuk melahirkan UMKM baru atau pun membantu UMKM yang sudah ada untuk naik kelas.
Hasan memaparkan, dari target 50 ribu UMKM, sejauh ini telah tercetak 30 ribu UMKM yang ikut serta. Hasil kajian pemerintah daerah menunjukkan, kaum ibu dan anak muda yang menjadi target utama kini memiliki penghasilan minimal Rp 1 juta – Rp 5 juta per bulan dari yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan.
“Apa yang kami inginkan? Kami ingin agar tidak ada lagi pengangguran dan kita tidak lagi tergantung dengan negara lain. Jadi, bagaimana kita mengoptimalkan setiap potensi? Salah satunya kita punya tanah subur dan tanah yang tidak dimiliki negara lain, dan ini bisa mulai diolah oleh masyarakat kita,” lanjut Hasan.
Samisake kemudian menjadi solusi permodalan bagi pelaku UMKM. Di sisi lain, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengatakan, “penghargaan Natamukti 2019 merupakan bentuk apresiasi yang diberikan kepada kota atau kabupaten yang menaruh kepedulian penuh terhadap pengembangan UMKM. Melalui apresiasi ini, diharapkan para Kepala Daerah akan lebih bersemangat dalam berinovasi dan memacu perkembangan UMKM di daerah mereka.”
Editor: Sigit Kurniawan