PSBB Membawa Ancaman Timbunan Sampah Plastik

marketeers article
Trash bins and different garbage on color background, top view with space for text. Waste recycling concept

Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI mengatakan selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penggunaan layanan pesan antar di area Jabodetabek meningkat. Hal ini menyebabkan peningkatan sampah plastik sekali pakai.

Ada sebuah tuntutan bagi produsen makanan dan minuman untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Hal ini mengacu pada kebijakan peta jalan pengurangan sampah oleh produsen yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Peta ini dapat menjadi penduan bagi upaya pengurangan sampah menuju era baru pengelolaan sampah. Produsen memiliki peran penting dalam mewujudkan manajemen pengelolaan sampah yang lebih baik,” jelas Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Novrizal Tahar.

Hal yang sama disetujui oleh Enri Damanhuri, Pakar Teknologi Lingkungan Institut Teknologi Bandung mengatakan bahwa pengelolaan sampah tidak bisa hanya bergantung pada konsep kumpul-angkut-buang. Perlu adanya keterlibatan dari hilir ke hulu dalam pengelolaan sampah. Artinya, produsen sebagai pihak pertama yang memproduksi sampah juga harus terlibat.

Di masa new normal yang berhasil mengubah pola konsumsi masyarakat, bentuk tanggung jawab produsen untuk mengurangi sampah plastik tentu menjadi hal yang paling ditunggu. Inovasi produsen terhadap packaging produknya dapat mempengaruhi pola pikir konsumen dalam mengonsumsi produk-produknya ke arah yang lebih ramah lingkungan.

“Tidak dalam pengelolaan secara langsung, tapi produsen bisa berkontribusi lewat tanggung jawabnya mengurangi sampah, misal inovasi kemasan dan model bisnis seperti mengganti kemasan menjadi yang bisa digunakan ulang. Dengan demikian, konsumen akan terbiasa mengonsumsi produk yang sifatnya sirkular,” jelas Enri.

Perusahaan produsen yang sudah menerapkan konsep ekonomi sirkular salah satunya adalah Danone-AQUA. Produsen air minum kemasan ini telah mengenalkan kemasan guna ulang pada produk air minum galon sejak tahun 1983. Beberapa tahun terakhir, Danone-AQUA bahkan berhasil menggunakan botol plastik daur ulang dan botol kaca sebagai kemasan air minum yang lebih kecil.

Penerapan ekonomi sirkular terbukti menguntungkan. Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone-AQUA mengungkapkan bahwa saat ini kemasan galon Danone-AQUA telah mencakup 70% volume bisnis. Artinya, bisnis Danone-AQUA 70%-nya bersifat sirkular.

“Lebih jauh lagi, kami akan terus berinovasi, baik lewat kampanye-kampanye ekonomi sirkular yang sudah berjalan maupun hal baru yang akan datang. Tujuannya adalah Indonesia yang lebih bersih dan sehat karena terbebas dari tumpukan sampah plastik,” tutup Karyanto.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related