PSG Catatkan Sejarah Emas: Juara Liga Champions Pertama dengan Segudang Fakta Menakjubkan

Paris Saint-Germain atau PSG akhirnya mencapai puncak sepak bola Eropa setelah meraih gelar UEFA Champions League pertama dalam sejarah klub dengan mengalahkan Inter Milan 5-0 di final yang digelar di Allianz Arena, Munich, pada Minggu dini hari, 1 Juni 2025. Kemenangan telak ini tidak hanya mengantarkan Les Parisiens meraih trofi yang telah lama didambakan, tetapi juga mencatatkan berbagai rekor bersejarah dan fakta menarik yang akan dikenang sepanjang masa.
Dipimpin oleh Luis Enrique dan dimotori oleh talenta muda Desire Doue yang berusia 19 tahun, PSG berhasil menyelesaikan treble musim ini setelah sebelumnya meraih gelar Ligue 1 dan Coupe de France.
Pencapaian Bersejarah dan Rekor Fantastis
PSG menjadi klub ke-24 yang berhasil menjuarai kompetisi antarklub tertinggi Eropa ini, sekaligus klub kedua asal Prancis setelah Olympique Marseille yang meraih gelar pada 1993. Dilansir dari 11vs11, Pencapaian ini menjadi sangat istimewa karena PSG berhasil meraihnya setelah memainkan 168 pertandingan di kompetisi Liga Champions sepanjang sejarah klub.
Kemenangan 5-0 atas Inter Milan tercatat sebagai margin kemenangan terbesar dalam sejarah final Liga Champions sejak kompetisi ini dimulai pada 1956. Hasil ini melampaui berbagai final legendaris sebelumnya dan menunjukkan dominasi PSG yang tak terbantahkan di laga puncak.
Gelar Liga Champions ini melengkapi treble bersejarah PSG pada musim 2024/2025, menjadikan mereka tim pertama dari Prancis yang meraih treble kontinental yang prestisius. PSG kini masuk dalam daftar elite klub Eropa yang pernah meraih treble, menyusul jejak klub-klub legendaris seperti Celtic, Ajax, PSV Eindhoven, Manchester United, Barcelona, Inter Milan, Bayern Munich, dan Manchester City.
BACA JUGA: Barcelona dan PSG Menang di Leg Pertama Liga Champions
Transformasi Strategi dan Filosofi Permainan
Kemenangan PSG menjadi sangat ironis mengingat mereka meraihnya justru di musim pertama tanpa Kylian Mbappe, yang pindah ke Real Madrid dengan ambisi memenangkan Liga Champions. Dirangkum dari ESPN, Selama lebih dari satu dekade, PSG menghabiskan miliaran euro untuk mendatangkan megabintang dunia seperti Lionel Messi, Neymar, Zlatan Ibrahimovic, dan Mbappe dengan tujuan memenangkan Liga Champions.
Namun, setelah mengubah strategi dua tahun lalu dengan lebih mengutamakan pemain muda dan regenerasi dari akademi, PSG justru berhasil mencapai impian mereka.
Filosofi baru ini terbukti berhasil dengan munculnya talenta-talenta muda seperti Desire Doue yang berusia 19 tahun. Doue tidak hanya menjadi Man of the Match di final, tetapi juga mencatatkan berbagai rekor individual yang menakjubkan. Ia menjadi remaja pertama dalam sejarah Liga Champions yang mencetak dua gol di final, melampaui rekor Eusebio dari Benfica yang mencetak dua gol melawan Real Madrid pada final 1962.
Prestasi Doue semakin istimewa karena ia juga memberikan satu assist, menjadikannya pemain termuda yang pernah mencetak gol dan memberikan assist di final Liga Champions.
BACA JUGA: PSG vs Dortmund, Tiket Luis Enrique Bawa Les Parisiens ke Final Champions League
Peran Kunci Luis Enrique dan Pencapaian Individual
Luis Enrique memainkan peran sentral dalam transformasi PSG menuju klub juara Eropa. Pelatih asal Spanyol ini berhasil membawa PSG meraih treble dalam musim keduanya, setelah pada musim pertama berhasil meraih treble domestik dan mencapai semifinal Liga Champions. Dengan kemenangan ini, Luis Enrique menjadi pelatih keenam yang berhasil memenangkan Liga Champions dengan dua klub berbeda, setelah sebelumnya meraih gelar yang sama bersama Barcelona pada tahun 2015.
Lebih istimewa lagi, Luis Enrique menjadi pelatih kedua setelah Pep Guardiola yang berhasil meraih treble dengan dua klub berbeda. Pencapaian ini menunjukkan kualitas taktik dan kepemimpinan Luis Enrique yang mampu mengadaptasi filosofi permainannya di lingkungan dan budaya sepak bola yang berbeda. Dirangkum dari Olympics, sebagai mantan pemain yang meraih medali emas Olimpiade bersama Spanyol di Barcelona 1992, Luis Enrique memiliki pengalaman berharga dalam menangani tekanan pertandingan besar
Performa Gemilang Para Pemain Kunci
Selain Desire Doue yang mencuri perhatian, beberapa pemain PSG lainnya juga menunjukkan performa luar biasa di laga final. Achraf Hakimi membuka pesta gol PSG pada menit ke-12 dengan mencetak gol ke gawang mantan klubnya sendiri. Dalam sikap sportivitas yang tinggi, Hakimi tidak merayakan golnya dan meminta maaf kepada suporter Inter Milan. Khvicha Kvaratskhelia dan Senny Mayulu melengkapi kemenangan dengan masing-masing mencetak satu gol.
Yang menarik, dalam skuad PSG saat ini, tidak ada satu pun pemain yang pernah meraih gelar Liga Champions sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan PSG benar-benar merupakan pencapaian kolektif dari pemain-pemain yang haus akan kesuksesan di level tertinggi. Kapten Marquinhos dan rekan-rekannya berhasil membuktikan bahwa mereka mampu tampil di panggung terbesar sepak bola Eropa dengan performa yang sempurna.
Dampak dan Respons Euforia Kemenangan
Kemenangan PSG memicu euforia luar biasa di Paris, dengan puluhan ribu penggemar berkumpul di Champs-Elysees dan sekitar Parc des Princes untuk merayakan gelar bersejarah ini. Dirangkum dari BBC, perayaan juga diwarnai dengan insiden yang mengakibatkan hampir 300 orang ditangkap polisi karena terlibat bentrokan dan perusakan fasilitas umum. Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Retailleau mengecam kerusuhan tersebut, menekankan bahwa penggemar sejati PSG seharusnya merayakan dengan damai.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dikenal sebagai pendukung rival Olympique de Marseille, turut memberikan selamat kepada PSG melalui media sosial.
“Sebuah kemuliaan untuk PSG. Bravo, semua Paris bangga, ibu kota malam ini,” katanya.
Menara Eiffel juga diterangi dengan warna biru dan merah PSG sebagai bentuk penghormatan atas pencapaian bersejarah tersebut.
Dirangkum dari Sortiraparis, Tim dijadwalkan menggelar parade kemenangan di Champs-Elysees pada hari Minggu dengan puluhan ribu pendukung diperkirakan akan hadir untuk menyambut pahlawan mereka.
Warisan dan Masa Depan PSG
Kemenangan ini tidak hanya mengukuhkan posisi PSG sebagai kekuatan baru sepak bola Eropa, tetapi juga menghidupkan kembali reputasi sepak bola Prancis di kancah kontinental. Dirangkum dari BeinSports, sejak kemenangan Marseille pada 1993, klub-klub Prancis selalu gagal meraih gelar Liga Champions meskipun beberapa kali mencapai final, seperti AS Monaco pada 2004 dan PSG sendiri pada 2020.
Pencapaian PSG kali ini membuktikan bahwa sepak bola Prancis mampu bersaing dengan liga-liga top Eropa lainnya.
PSG kini akan menghadapi Tottenham, juara Europa League, dalam pertandingan European Super Cup pada bulan Agustus. Dengan momentum kemenangan dan kepercayaan diri yang tinggi, PSG berpotensi melanjutkan dominasi mereka di kompetisi Eropa musim depan.
Transformasi klub yang fokus pada pengembangan talenta muda terbukti menjadi formula yang tepat untuk mencapai kesuksesan jangka panjang, dan pencapaian ini diharapkan dapat menjadi awal dari era baru dominasi PSG di sepak bola Eropa.
Kemenangan PSG 5-0 atas Inter Milan di final Liga Champions 2024/2025 menandai berakhirnya penantian panjang klub untuk meraih gelar tertinggi sepak bola Eropa. Dengan berbagai rekor yang dipecahkan, mulai dari margin kemenangan terbesar dalam sejarah final hingga pencapaian treble pertama klub Prancis, PSG telah menulis halaman baru dalam sejarah sepak bola.
Transformasi strategi dari mengandalkan megabintang menjadi mengembangkan talenta muda terbukti menjadi kunci kesuksesan, dengan Luis Enrique sebagai arsitek utama perubahan tersebut.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz