PT LAPI Laboratories Buka Pasar Baru Lewat Alerhis

marketeers article

Perusahaan farmasi PT LAPI Laboratories (LAPI) baru saja mengumumkan peluncuran salah satu produk terbaiknya, yakni obat anti-alergi tanpa kantuk, Alerhis. Obat over the counter (OTC) ini memainkan peran strategi bagi LAPI, khususnya dalam memperluas segmentasi pasar perusahaan. 

“Didirikan sejak tahun 1974, LAPI merupakan singkatan dari Laboratorium Alergen Pertama Indonesia. Sesuai sejarah dan keahliannya, obat Alerhis merupakan bentuk konsistensi perusahaan dalam mengembangkan produk kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” ujar Andy Setiady, Direktur PT LAPI Laboratories dalam siaran persnya.

Bicara soal alergi, kondisi ini merupakan reaksi sistem imun tubuh yang terjadi di hampir semua manusia. Reaksi ini muncul berlebihan ketika dipicu dengan benda asing tertentu, misalnya bulu hewan, tanaman, jamur, makanan, dan obat. 

“Gejala alergi dapat berbeda-beda pada setiap orang. Gejalanya dapat meliputi gejala ringan sampai berat. Namun, gejala alergi ini dapat diatasi dengan minum obat golongan antihistamine,” ungkap dr. Shannia Tritama. 

Shannia melanjutkan, gejala ringan bisa berupa kulit kemerahan, gatal, bersin, hidung tersumbat, tenggorokan terasa gatal, dan mata berair. Sementara gejala berat misalnya diare, mual muntah, sesak nafas, sulit menelan, mengi, berdebar sampai hilang kesadaran.

Saat alergi terjadi, tubuh akan mengeluarkan zat histamine. Histamine ini akan berikatan dengan reseptor dalam tubuh dan menyebabkan berbagai gejala alergi. Oleh karena itu, seorang yang mengalami alergi harus diberikan AntiHistamine. Contoh obat AntiHistamine adalah Loratadine dan Cetirizine.

“LAPI meluncurkan produk antialergi dengan kandungan Loratadine, bernama Alerhis. Kami berharap obat ini dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam mengatasi gejala alergi, seperti bersin, penyakit kulit, bentol, biduran, kaligata, gatal, dan bengkak karena alergi,” ujar Heskhel Wijaya, Marketing Manager divisi OTC PT LAPI Laboratories.

Loratadine dan Cetirizine adalah obat antihistamine bekerja dengan cara mengatasi efek histamine pada reseptor tubuh yang spesifik. Loratadine termasuk obat golongan antagonis reseptor histamin H1 generasi kedua yang banyak digunakan untuk mengatasi alergi.

Menurut penelitian, Loratadine dapat mencapai konsentrasi puncak dalam waktu 1-2 jam. Waktu paruhnya yaitu sekitar 10-20 jam, sehingga Loratadine dapat bertahan setidaknya 24 jam. Dengan demikian, dosis Loratadine cukup satu kali sehari.

Sementara itu, Cetirizine tidak boleh digunakan untuk mengobati gatal-gatal yang memar atau melepuh karena alergi. Cetirizine juga mempunyai daya kerja yang pendek sehingga alergi dapat timbul lagi dengan cepat, tergantung dari daya tahan tubuh seseorang. 

Tidak hanya itu, Cetirizine juga mempunyai efek samping seperti: mengantuk berat, kelelahan berlebihan, mulut kering, bisa juga menyebabkan sakit perut. 

Karena perbedaan efektivitas tersebut, Loratadine biasanya menjadi pilihan yang lebih bijaksana untuk mengatasi gejala dari alergi. 

“Jika dibandingkan dengan jenis anti-alergi lain seperti Cetirizine, Alerhis juga tidak menyebabkan kantuk sehingga aman dikonsumsi pagi atau siang hari. Alerhis dapat diminum dari anak usia enam tahun, dan kini sudah tersedia di apotek dan toko obat berizin terdekat,” tutup Heskhel.

Related