Quipper Optimalkan Bisnis Bimbel Jelang Ujian Masuk PTN

marketeers article
people, knowledge, education and school concept group of happy students with tablet pc computers writing to notebooks in library

Masa-masa pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi merupakan hal yang melelahkan bagi para calon mahasiswa. Selain disibukkan dengan persiapan ujian nasional dan seleksi masuk perguruan tinggi negeri, kini prosesnya pun lebih kompleks.

Setidaknya ada dua jalur yang dibuka pemerintah sebagai syarat masuk perguruan tinggi negeri, yaitu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang merupakan jalur undangan prestasi akademik dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang merupakan ujian terbuka bagi calon mahasiswa.

Tercatat pada tahun 2018, kata kunci SNMPTN dicari lebih dari dua juta kali dan kata kunci SBMPTN dicari lebih dari empat juta kali melalui mesin pencari Google. Jumlah tersebut diprediksi akan meningkat karena tahun ini pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi membuat peraturan terbaru. Pada SNMPTN 2018, PTN wajib menyisihkan minimal 30% daya tampung mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN. Sedangkan, tahun ini PTN hanya wajib menyisihkan 20% saja.

Penurunan persentase tersebut dilakukan untuk melihat efektivitas penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN yang tahun ini sistem pelaksanaannya mengalami perubahan yang cukup signifikan. Selain mengubah sistem ujian menjadi berbasis komputer, sistem penilaian dan periode pelaksanaan pun juga berubah.

“Lami melakukan perubahan tidak hanya terkait sistem, tapi penyelenggaraan. Jika dulu kepanitian ujian dilakukan secara ad-hoc dengan menunjuk PTN terpilih. Tahun ini kami membentuk Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) untuk mengelola seleksi masuk agar lebih sistematis dan membantu PTN menyaring siswa berkualitas,” terang Kepala Seksi Pembelajaran dan Teknologi Kemenristek Dikti Fajar Priautama.

Jika dulu pelaksanaan ujian dilaksanakan satu kali saja, kini ujian dapat dilakukan sebanyak dua kali dengan waktu yang dapat ditentukan sendiri oleh peserta. Hal ini dapat dilakukan karena ujian berlangsung beberapa kali selama periode SBMPTN 2019 berlangsung, sejak periode Maret – Mei 2019. Selain itu siswa dapat mendaftarkan diri ke PTN setelah mendapatkan nilai dari SBMPTN.

Bagi banyak siswa, masuk perguruan tinggi negeri adalah salah satu mimpi terbesar mereka. Tidak sedikit dari mereka yang belajar dengan tekun untuk berhasil tembus ke universitas idaman mereka. Hal ini menjadi kesempatan bagi para pelaku bisnis pendidikan, seperti perusahaan bimbingan belajar. Pasalnya, banyak bimbingan belajar yang membuka kelas khsusus bagi kalangan siswa yang ingin masuke ke PTN.

Karena ujiannya selalu diadakan setiap tahun, maka prospek bisnis ini kian menggiurkan. Salah satu perusahaan bimbingan belajar yang turut menggarap segmen ini adalah Quipper.  “Kami melakukan persiapan yang sangat serius terkait konten. Khusus untuk SBMPTN, kami mempersiapkan Paket Intensif SBMPTN 2019 yang berisi paket prediksi soal, tryout, bank soal SBMPTN sebelumnya serta tips dan trik cara mengerjakan soal. Tim konten juga telah menyiapkan konten soal yang mengandung materi High Order Thinking Skills (HOTS) sesuai dengan arahan pemerintah,” imbuh Head of Content Quipper Indonesia Pipit Indrawati.

Pipit menambahkan saat ini  Quipper juga menyiapkan fitur Quipper Video Masterclass untuk membantu siswa untuk memperdalam pembelajarannya secara personal melalui tutor dan kakak pembimbing yang siap dapat berkomunikasi langsung via chat di aplikasi. Quipper berharap perubahan sistem ini dapat berjalan secara berkesinambungan dan membantu persiapan calon mahasiswa secara maksimal.

Perkembangan industri Edtech di Indonesia beberapa tahun belakangan ini menunjukan tren positif. Berdasarkan riset Forbes, industri ini diprediksi akan tumbuh hingga US$ 325 miliar pada tahun 2025 secara global. Sedangkan, posisi Indonesia berada pada jumlah pertumbuhan tercepat dengan angka mencapai 25% setiap tahunnya, melebihi negara-negara lain di Asia, bahkan seluruh dunia.

Dengan kondisi pertumbuhan positif ini, Quipper senantiasa melakukan berbagai hal baru baik kolaborasi maupun optimisasi layanan guna memberikan kemudahan untuk mengakses konten pendidikan berkualitas. Pada tahun ke-4 ini, Quipper berhasil digunakan lebih dari 8.500 sekolah di 34 provinsi, 350.000 guru dan lebih dari lima juta pengguna terdaftar yang terdiri dari siswa SMP dan SMA di Indonesia.

Editor: Sigit Kurniawan

Related