Ramai Dibicarakan, Apa itu Redenominasi Rupiah?

marketeers article
Ilustrasi redenominasi rupiah. (Sumber: 123rf)

Isu redenominasi rupiah tengah menjadi perbincangan masyarakat. Pasalnya Bank Indonesia (BI) mengeklaim persiapan redenominasi sudah dilakukan dan penerapannya tinggal menunggu waktu yang tepat.

Secara definisi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), redenominasi didefinisikan sebagai penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya. Redenominasi memiliki tujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah.

Akan tetapi, penyederhanaan nominal ini tidak mengurangi daya beli harga atau nilai rupiah terhadap suatu barang atau jasa. Artinya, redenominasi berbeda dengan sanering atau pemotongan nilai uang.

BACA JUGA 10 Mata Uang Terendah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia

Lantaran tidak mengurangi nilai mata uang, maka redenominasi tidak memengaruhi harga barang. Redenominasi hanya menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dalam bertransaksi.

Secara teknis, uang yang sudah diredenominasi, jumlah angkanya akan mengecil tapi nilainya tetap sama. Sebagai contoh, uang Rp 10.000 setelah dilakukan redenominasi, maka tiga angka di belakang akan hilang. 

Penulisannya berubah Rp 10 dan nilai uang masih sama dengan Rp 10.000. Jika biasanya membeli susu seharga Rp 10.000 per kaleng, setelah redenominasi rupiah, maka harga produk itu berubah Rp 10 per kaleng.

Selain untuk membuat transaksi menjadi makin efisien, dikutip dari laman resmi DJKN Kementerian Keuangan, redenominasi rupiah juga memiliki tujuan penting bagi perekonomian Indonesia.

BACA JUGA Antisipasi Pelemahan Rupiah, Pengusaha Minta Tak Tergantung Dolar AS

Redenominasi dapat membantu perekonomian Indonesia setara dengan negara lain, khususnya di tingkat regional. Kemudian, mata uang rupiah juga akan terasa lebih bernilai seperti mata uang negara lain.

Misalnya, sebelum redenominasi US$ 1 saat ini adalah Rp15.300, setelah redenominasi maka US$ 1 menjadi Rp15,3. Di mata dunia, nominal ini tentu saja lebih ringkas, mudah dipahami, dan mencerminkan kesetaraan kredibilitas dengan negara maju lainnya di kawasan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related