Rangsang Pertumbuhan Bisnis, UNIQLO Bakal Naikkan Gaji 40%

marketeers article
Koleksi UNIQLO Flannel Fall/Winter 2022 (Foto: UNIQLO)

Perusahaan fesyen asal Jepang, UNIQLO membuat langkah yang tidak biasa dengan menaikkan gaji para pekerjanya sebesar 40%. Upaya tersebut dilakukan guna merangsang pertumbuhan bisnis perusahaan.

Dilansir dari retaildetail.eu, perusahaan tidak menyebut berapa rata-rata kenaikan gaji karyawan berdasarkan level pekerjaannya. Hanya saja, dicontohkan seorang manajer toko tingkat pemula akan mendapatkan penghasilan 36% hingga 40% lebih banyak.

“Jepang sedang berjuang dengan populasi yang sangat menua. Hampir 30% dari semua penduduknya berusia di atas 65 tahun. Hal ini memberikan tekanan berat pada ekonomi dan generasi muda,” tulis retaildetail.eu, dikutip Kamis (12/1/2023).

BACA JUGA: UNIQLO Tawarkan Ragam Cara Nikmati Momen Libur Akhir Tahun

Rencana kenaikan gaji dilakukan pada Maret 2023 bagi mitra toko dan pekerja kantornya. Kebijakan itu dilakukan perusahaan dengan pertimbangan, yaitu tidak adanya kenaikan gaji selama hampir 30 tahun terakhir.

Dalam rencana kerja perusahaan, kebijakan ini akan dilakukan di toko-toko wilayah Jepang. Belum diketahui secara pasti di negara lain apakah diterapkan kebijakan yang serupa.

Sebagai informasi, sebelumnya UNIQLO mengumumkan akan membidik peningkatan keuntungan sebesar 50%. Target ini bakal dikejar dengan memfokuskan penjualan di benua Amerika.

BACA JUGA: Target Fast Retailing Mencapai Keberlanjutan Bisnis Tahun 2030

Takeshi Okazaki, Chief Financial Officer (CFO) UNIQLO mengungkapkan fokus penjualan akan dilakukan di Amerika lantaran salah satu pasar terbesarnya, yakni Cina tengah terjadi lonjakan sebaran pandemi COVID-19. Hal itu membuat Negeri Panda kembali menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) ketat yang memengaruhi penjualan.

“Kami memiliki laba bersih lebih dari dua kali lipat menjadi ¥ 90,9 miliar atau setara € 650 juta. Kami terbantu dibandingkan dengan Yen yang secara historis lemah. Namun, pada nilai tukar saat ini dan konstan, hasil operasional mencapai rekor. Laba operasional berakhir pada ¥ 81,8 miliar, atau 36,5% lebih tinggi dari tahun lalu,” ujar Takeshi.

Sejauh ini, perusahaan masih mengkhawatirkan pasar Cina yang masih melakukan lockdown. Sebab, negara ini menyumbang hampir seperempat dari penjualan UNIQLO. 

Alhasil, penjualan dan laba turun secara signifikan pada kuartal II tahun 2022.

“Untungnya, penjualan di Cina meningkat pada Juni dan Juli di area di mana pembatasan telah dicabut, melebihi tahun lalu,” ujarnya.

Setelah melewati kuartal II, kata Takeshi, UNIQLO menaikkan targetnya untuk tahun fiskal penuh, yang berakhir pada Agustus. Perusahaan sekarang menargetkan laba bersih ¥ 250 miliar atau setara € 1,8 miliar, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya ¥ 190 miliar.

Jumlah tersebut akan meningkat sebesar 47,2% lebih tinggi dari tahun fiskal lalu dan akan memecahkan rekor yang ditetapkan pada 2019. Perusahaan asal Jepang ini juga memperkirakan penjualan tahunan sebesar ¥ 2,25 triliun atau setara € 16,2 miliar yang akan mewakili peningkatan 5,5%.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related