Rapikan Rumah Tanpa Buang Barang Berharga dengan Metode Lessting

marketeers article
Ilustrasi lessting (Foto: 123rf)

Siapa yang enggan memiliki rumah rapi dan nyaman? Jika Anda sudah mencoba berbagai metode decluttering tetapi masih merasa rumah cepat berantakan setelahnya, mungkin saatnya mencoba lessting.

Lessting bukan sekadar metode merapikan rumah, melainkan juga menjadi cara berpikir baru yang membantu Anda memilah barang dengan lebih bijak dan mencegah akumulasi benda yang tidak perlu.

Lebih tepatnya, The Simplicity Habit mendefinisikan lessting sebagai kebalikan dari nesting.

Jika nesting dikaitkan dengan kebiasaan mengumpulkan barang untuk menciptakan rasa nyaman, maka lessting berfokus pada mengurangi kepemilikan barang agar hidup lebih bermakna.

BACA JUGA: Sederet Hal Menarik yang Akan Muncul di Weak Hero Class 2

Berbeda dengan decluttering biasa, lessting mengajak Anda memahami hubungan emosional dengan benda-benda di rumah.

Saat ingin menerapkan metode ini, tanyakan pada diri sendiri, “Apakah barang ini benar-benar membuat hidup saya lebih baik, atau justru membebani saya?”

Cara Menerapkan Lessting agar Rumah Tetap Rapi

Sebelum memutuskan untuk menyimpan atau membuang sesuatu, tanyakan alasan di baliknya.

Apakah barang itu benar-benar berguna, atau Anda menyimpannya hanya karena rasa bersalah atau nostalgia?

Setelah menemukan jawabannya, jangan terburu-buru merapikan seluruh rumah dalam satu hari. Lakukan decluttering secara bertahap dengan berfokus pada satu area atau kategori barang tertentu agar Anda bisa mengambil keputusan dengan lebih bijak.

BACA JUGA: Perbandingan Pabrik Gula dan KKN di Desa Penari, Serupa tapi Tak Sama!

Selain itu, penting untuk mengubah pola pikir tentang kebahagiaan dan kepemilikan. Alih-alih terus menambah koleksi barang, cobalah untuk lebih fokus pada pengalaman berharga seperti menghabiskan waktu bersama keluarga, berlibur, atau menekuni hobi yang memberi kepuasan.

Cara pandang terhadap rumah juga perlu diubah. Rumah yang nyaman bukan berarti harus dipenuhi berbagai barang, melainkan tempat yang memberikan ketenangan dan keleluasaan untuk bergerak.

Terakhir, belajarlah untuk melepaskan barang yang tidak terpakai dengan rasa lega. Banyak orang menyimpan benda-benda hanya karena merasa “sayang” atau memiliki ikatan emosional. Sebagai solusi, barang yang masih layak pakai dapat didonasikan.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

Related

award
SPSAwArDS