Rencana Accelerating Asia Suntik Dana ke Delapan Startup Cohort Tiga

marketeers article

Akselerator startup dan perusahaan modal ventura asal Singapura, Accelerating Asia resmi membuka cohort ketiga untuk startup unggulan mereka. Setiap perusahaan akan menerima investasi awal sebesar S$ 50 ribu dari Accelerating Asia, sedangkan mereka yang berkinerja baik menerima hingga S$ 150 ribu setelah menyelesaikan program.

Dengan rekam jejak pasar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan, startup-startup itu secara kolektif menggalang lebih dari S$ 2,6 juta dolar atau setara dengan Rp 28 miliar sebelum bergabung, dan mempekerjakan 120 orang. 

Dengan cohort baru, total portofolio Accelerating Asia saat ini meliputi lebih dari 37% startup dengan co-founder perempuan.

Startup-startup tersebut menyelesaikan berbagai masalah yang ada di berbagai sektor industri, meliputi Business to Business (B2B), Business to Customer (B2C), dan Business to Government (B2G) dari sektor energi, transportasi, kesehatan, dan cleantech.

“Untuk cohort tiga, kami telah mengevaluasi dan menerima 450 pendaftar dari 25 negara dan memilih perusahaan-perusahaan untuk bergabung dengan tingkat penerimaan kurang dari 2% untuk program ini,” ungkap Co-Founder Accelerating Asia Craig Dixon di Jakarta, Selasa (08/09/2020).

Menurut Dixon, cohort kali ini merupakan cohort yang paling bertalenta dan terampil dalam hal traksi bisnis dan potensi sebagai katalisator untuk perubahan positif di dalam lanskap pascapandemi yang berubah cepat.

Energy Lite yang berbasis di Singapura memiliki spesialisasi dalam hal agregasi energi terbarukan dan akan mendapatkan kontrak dengan perusahaan-perusahaan Fortune 500, termasuk Denso Ten dan Rockwell Collins.

Ada juga perusahaan asal Indonesia,  KaryaKarsa yang memiliki lebih dari tujuh ribu content creator di platform mereka dengan tingkat pemasukan lebih dari US$ 200 ribu dari para creator sejak Oktober 2019.

Photo Credits: Accelerating Asia

Selain itu, ProjectPro bergabung sebagai perusahaan portofolio pertama dari India yang penggunanya termasuk para pengembang perangkat lunak dari Amazon. Sedangkan, Weavair menawarkan sensor dan analitik prediktif untuk sistem distribusi udara untuk mencegah penyebaran kontaminasi dan infeksi, sambil mengurangi biaya operasional dan perawatan.

“Kami telah memperluas rekam jejak geografis kami ke India dan memperkuat kembali kehadiran kami di Indonesia lewat upaya-upaya rekrutmen kami untuk cohort ini, talenta dari startup-startup kami ditempatkan dengan baik untuk memberikan keuntungan kepada para investor.  Kami yakin, mereka bisa menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang lebih besar di dunia pascapandemi ini,” kata Dixon.

Ekosistem Asia menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang bertahap dari pandemi dengan tingkat investasi yang meningkat di sektor-sektor seperti agritech, e-commerce, fintech dan kesehatan, menciptakan tingkat optimisme menuju Q3 2020. 

Menurut penelitian DealStreetAsia, startup di Asia Tenggara menggalang sedikitnya US$ 2,8 miliar dolar di kuartal kedua tahun ini, hanya sedikit lebih rendah dari US$ 2,9 miliar di kuartal sebelumnya. Q2 menyaksikan sedikitnya 184 kesepakatan, naik 26% selama Q1, dan 63% selama kuartal kedua tahun lalu.

“Baru-baru ini, investasi semakin hangat di tingkat angel dan institusional karena negara-negara sedang melakukan re-opening, dan ekonomi-ekonomi menggeliat kembali.  Kami juga telah melihat traksi portofolio yang luar biasa bahkan selama masa yang sulit ini, dengan lima dari perusahaan-perusahaan portofolio alumni kami baru-baru ini menutup babak dengan investasi institusional,” tambah Dixon. 

Accelerating Asia juga sedang mendekati penutupan akhir pendanaan dan terus menandatangani kemitraan dengan para mitra terbatas (Limited Partner/LP) untuk akses awal dan eksklusif untuk startup mereka, menyediakan alur kesepakatan yang berkualitas, hak-hak prorata dan opsi pertama untuk investasi. 

Dalam empat pekan pertama sejak bergabung ke dalam program, startup-startup cohort tiga telah menerima lebih dar S$i 1,2 juta dolar dalam bentuk komitmen awal dari investor yang ada dan juga angel investor yang merupakan mitra Accelerating Asia.

Akselerator tersebut sejak itu berpusat di program virtual 100 hari yang terus fokus pada pertumbuhan startup, kesiapan bisnis, dan penggalangan modal.

Related