Resep Menjadikan UKM Juara Kelas di Tengah Pandemi

marketeers article
Small business parcel for shipment to client at home, Young entrepreneur SME freelance man working online business by using smart phone with making on purchase order and preparing package product.

Memiliki usaha yang dapat berkembang dan memenangkan persaingan hingga menjadi local champion bukanlah hal yang mustahil dilakukan oleh para pegiat usaha. Apalagi kini semua pelaku bisnis dihadapkan oleh kondisi yang sama, yakni ketidakpastian akibat pandemi COVID-19 melanda seluruh negeri. Di balik kondisi menantang ini, ada peluang bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk mencuri perhatian.

“Sejak pandemi melanda, banyak perusahaan yang harus mengalami penurunan performa. Kini, tidak sedikit pula yang melakukan pemulihan dari bisnis mereka. Bisa dibilang, saat ini para pelaku bisnis sedang berada di garis start dari titik yang sama,” ujar Tjahjono Haryono, President Director PT Pangan Lestari pada gelaran Marketeers iClub bertajuk Juara Kelas (Tidak Selalu Naik Kelas), Jumat (24/09/2021).

Berangkat dari kepercayaan ini, Tjahjono gemar melakukan riset, membaca kondisi pasar, dan perubahan perilaku konsumen. Hasilnya, Tjahjono menemukan beberapa perubahan yang terjadi pada konsumen. Pertama, selama pandemi ini konsumen semakin hati-hati dalam berbelanja. Daya beli mereka pun menurun hingga tinggal 30% dari yang semula di kisaran rata-rata Rp 75.000-Rp 200.000 dalam sekali berbelanja barang konsumen.

Kedua, berubahnya perilaku masyarakat memicu kebiasaan baru dalam mengkonsumsi sebuah produk. Inovasi-inovasi berbasis teknologi yang mampu menjawab perubahan tersebut pun tumbuh dengan pesat. Misalnya saja aplikasi on demand seperti ojek online dan lainnya semakin diterima masyarakat.

Ketiga, tak sekadar mengkonsumsi, konsumen hari ini juga menuntut pengalaman yang baik dari para merek. Kecepatan, kenyamanan, kesehatan, transparansi dan keamanan menjadi isu utama yang bisa ditangkap oleh para brand.

“Beberapa hal ini harus ditangkap dan diadopsi agar pengusaha bisa naik kelas. Begitu juga yang kami lakukan. Bahkan, kami sampai membangun innovation center,” lanjut Tjahjono.

Menurutnya, para pengusaha hari ini harus melakukan hal-hal yang tidak biasa. Sebagai perusahaan logistik dan distribusi, PT Pangan Lestari yang merupakan anak usaha dari PT Sekar Laut, Tbk. ini mengerahkan pendekatan yang mereka sebut Glokal.

Bersentuhan langsung dengan produk konsumen, Glokal diartikan sebagai Globalkan Cita Rasa Lokal. Untuk itu, perusahaan banyak menggandeng UKM dan mengawinkannya dengan chef ternama untuk menciptakan inovasi makanan lokal agar menjadi produk berstandar global.

Tak hanya itu, perusahaan juga kerap mengedukasi para pelaku usaha melalui berbagai channel komunikasi. Melalui pendekatan ini, perusahaan mendapat keuntungan lantaran program ini melahirkan komunitas baru yang notabene adalah konsumen mereka sendiri.

Pemberdayaan UKM seperti yang dilakukan oleh PT Pangan Lestari memang sedang mencuri perhatian banyak pihak. Tidak terkecuali bagi perusahaan sekelas PT Pertamina (Persero). Melalui program Pertamina UMK Academy, perusahaan membekali para pelaku usaha agar semakin tangguh, modern, dan berdaya saing global.

“Pertamina UMK Academy menjadi program pembinaan bagi para UKM. Di sini, kami membangun kurikulum yang dapat diikuti oleh para UKM agar naik kelas. Kami membaginya ke dalam empat tingkatan, go modern, go digital, go online, dan go global,” ujar Rusminto Wahyudi, Senior Supervisor CSR & SMEPP Pertamina Region Jatimbalinus.

Tak hanya itu, Pertamina juga membuka akses pasar sampai ke pasar internasional. Salah satunya melalui penyelenggaraan pameran secara virtual maupun offline. Bertajuk Pertamina SMEXPO, platform ini mempertemukan pembeli potensial dengan para UKM mitra binaan layaknya sebuah marketplace.

Tahun lalu, SMEXPO berhasil mengumpulkan 1.780 pilihan produk dari 100 mitra binaan Pertamina, baik dari sektor fesyen, F&B, craft, agribisnis, dan furniture. Sambutan positif didapat dari para pengunjung lokal dan konsumen global di 38 negara, mulai dari Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Australia, dan negara lainnya di kawasan Eropa, Asia, Amerika, dan Afrika. Berbagai upaya ini menjadi bentuk perhatian perusahaan agar UKM di Indonesia kian tangguh dan berdaya saing global.

Related