Retro Branding: Mengapa Nostalgia Menjadi Senjata Ampuh bagi FMCG

marketeers article
Sumber: 123RF

Nostalgia memainkan peran penting dalam menghadirkan kekuatan emosional. Tidak hanya dalam mengingat kenangan indah, tetapi juga sebagai daya tarik mendalam terhadap barang-barang klasik, termasuk makanan dan minuman. 

Di tengah kehidupan modern, masyarakat menemukan kenyamanan meresapi pengalaman nostalgia, mengingat kenangan manis masa kecil yang membentuk identitas mereka.

Industri fast moving consumer goods (FMCG) dengan pintar memanfaatkan gelombang nostalgia ini melalui strategi retro branding. Dengan memperkenalkan kembali produk lama, yang digabungkan dengan tren-tren masa kini, mereka berhasil menciptakan produk yang tidak hanya tak terlupakan, tetapi juga tak lekang oleh waktu atau timeless.

Namun demikian, penting untuk diketahui bahwa menggunakan strategi retro branding bukanlah semata-mata tentang mempertahankan unsur-unsur lama, tetapi juga menggabungkannya dengan strategi marketing yang selaras dengan tren terkini. Merek FMCG harus mampu menyesuaikan iklan, promosi dan kampanye pemasaran untuk produk tersebut. 

Tujuannya, agar tetap relevan dalam panggung perubahan, dengan tetap menjaga esensi dan daya tarik nostalgia produk.

BACA JUGA: Bawa Tagline Classics Reimagined, Speaker Retro JBL Dibanderol Mulai Rp 5 Jutaan

Selain memberikan dampak positif pada penjualan produk lama, penerapan strategi retro branding ini bukan hanya sekadar menciptakan ladang positif bagi industri FMCG. Strategi ini juga menjadi alat untuk menarik perhatian konsumen baru.

Mereka yang terpikat oleh daya tarik sentimen masa lalu, dirangkul oleh merek FMCG melalui kekuatan emosional. Pada akhirnya, merek tersebut akan membentuk hubungan yang lebih mendalam antara produk dan konsumen. 

Hal ini pun akan menciptakan koneksi yang melampaui aspek transaksi komersial, dan menjadi fondasi bagi hubungan yang bersifat jangka panjang.

BACA JUGA: Renault Twingo Akan Dihadirkan dalam Format EV Bernuansa Retro

Keefektifan strategi retro branding untuk industri FMCG makin terlihat dari riset berjudul Retro Marketing – A Power of Nostalgia Which Works Among The Audience yang dirilis di Communication Today, 2020, Vol. 11, No. 2. Responden dalam riset tersebut yang terdiri atas masyarakat Slovak Republic diminta untuk mengungkapkan pandangan mereka terhadap makanan dan minuman dari masa lalu dibandingkan dengan produk inovatif modern. 

Temuan menarik dari riset ini menunjukkan 44% dari responden sepakat penuh dengan ide bahwa makanan dan minuman tradisional lebih unggul dan aman. Selain itu, 23% setuju sementara 27% merasa ragu atau tidak tahu. 

Hanya 5% dari responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Ini mencerminkan bahwa hampir setengah dari responden cenderung menyukai makanan dan minuman yang telah ada sejak lama dibandingkan dengan produk baru yang baru-baru ini muncul.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related