Revolusi Lokal, Gerakan Dukung Produk Lokal Indonesia

marketeers article
Sumber: 123RF

Raymond Chin, pengusaha muda sekaligus content creator meluncurkan inisiatif bertajuk Revolusi Lokal, bertepatan dengan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November. Dalam hal ini, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung produk lokal, baik di pasar domestik maupun internasional.

Perlu digarisbawahi, seluruh lapisan masyarakat mencakup para produsen, konsumen, jajaran pemerintah dan para pelaku bisnis terkait, seperti manufaktur, hingga e-commerce. Gerakan ini berupaya untuk membangkitkan industri lokal agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sehingga bisa bersaing dengan merek global.

Pada kesempatan yang sama, Raymond Chin menyampaikan kekhawatirannya akan kondisi perekonomian Indonesia. Menurutnya, selama ini masyarakat Indonesia disuguhkan “ilusi kesejahteraan”. 

Tercatat, sebagai negara keempat dengan populasi terbesar di dunia, Indonesia memiliki 69,3% masyarakat di usia produktif, hingga diprediksi jendela momentum untuk menjadi negara maju dalam rentang sepuluh tahun ke depan.

BACA JUGA: Dukung UKM Indonesia, hibank Luncurkan Campaign #everydayhiro

Namun realitanya untuk warga lokal, nilai Produk Nasional Bruto (PNB) Indonesia dalam tren yang tidak mengejar dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Bahkan, mengutip World Bank, nilai selisih PNB dan PDB Indonesia pada tahun 2022 lalu mencapai minus US$ 36,27 miliar dengan tren yang selama ini menurun.

“Indonesia adalah negara yang besar dengan potensi sumber daya yang melimpah. Dibutuhkan kesadaran untuk memahami bahwa potensi ekonomi Indonesia sedang bertumbuh, namun perkembangan lebih dimanfaatkan asing, bukan oleh warga lokal kita sendiri. Untuk itulah Revolusi Lokal hadir, untuk menjadi wadah pemersatu setiap usaha dan brand lokal agar dapat maju bergotong royong, mendapatkan keuntungan, dan akhirnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Raymond.

Lebih jauh lagi, Raymond mengatakan solusi di masyarakat sudah banyak. Banyak yang terdorong untuk membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UKM), namun sangat amat tersebar dengan aksinya masing-masing. 

Raymond turut menjabarkan tahapan atau rencana dalam pengimplementasian Revolusi Lokal, yaitu:

1. Gerakan Kesadaran Digital

Globalisasi dan perkembangan teknologi menuntut para pelaku UKM untuk bertransformasi secara digital. Maka dari itu, inisiasi gerakan kesadaran digital diharapkan mampu mengundang partisipan konsumen dan UKM dalam jumlah yang besar untuk lebih sadar pentingnya, industri lokal.

BACA JUGA: SnackVideo Jalin Kolaborasi Dorong Jumlah Pelaku UKM di RI

2. Pendanaan Digital dan Pembinaan Kewirausahaan

Para investor baik dari pihak swasta maupun pemerintah diharapkan dapat memberikan pendanaan, sekaligus pelatihan kewirausahaan terhadap UKM untuk meningkatkan kompetensi mereka di bidang entrepreneurship.

3. Standardisasi Produk Lokal UKM di E-Commerce

Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan standardisasi produk lokal buatan UKM di seluruh e-commerce yang beroperasi di Indonesia. Cara ini digunakan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap kualitas produk dalam negeri.

4. Menjadi Kolaborator Pelaku Lokal dengan Pemerintah

Revolusi Lokal telah mendapat kepercayaan awal untuk menaungi banyak pelaku lokal yang berkontribusi ke ekonomi Indonesia. Mitra yang berasal dari jajaran management merek lokal ikut berkontribusi memberi usulan sebagai pelaku industri.

Sejumlah merek lokal turut menyambut antusias Revolusi Lokal, meski gerakan baru saja diresmikan. Salah satunya adalah Haus!, perusahaan F&B yang telah berdiri sejak tahun 2018. 

Gufron Syarif, Co-founder dan CEO Haus menjelaskan perusahaan antusias untuk terlibat dalam gerakan ini karena merasa memiliki misi yang sama. Baginya, sudah sepantasnya bahwa merek lokal harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Harus diakui, bukan perkara mudah bagi produk lokal untuk merajai pasar yang didominasi merek luar negeri. Akan tetapi, itu bukan kendala melainkan sebuah tantangan bagi kita selaku anak bangsa. Saya yakin, jika kita kembali ke semangat gotong-royong seperti para pahlawan Indonesia, menjadi tuan rumah di negeri sendiri bukan sekadar mimpi lagi,” tutur Gufron.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related