RI Targetkan Operasikan Energi Baru Terbarukan 21 GW pada 2023

marketeers article
Pembangkit LIstrik Tenaga Surya (PLTS). Sumber gambar: 123rf

Pemerintah terus berupaya menggejot penggunaan energi baru terbarukan (EBT) untuk menekan emisi gas karbon. Upaya tersebut dilakukan untuk mencapai target bebas emisi karbon atau program Net Zero Emission 2060.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan target Indonesia untuk beroperasinya pembangkit listrik dari energi baru terbarukan pada 2023 dengan kapasitas 21 Gigawatt (GW). Dia bilang pengembangan energi terbarukan perlu juga didukung dengan industri yang hijau.

“Dunia saat ini sudah harus menunjukkan aksinya dalam menangani isu iklim. Kita sudah tidak ada waktu hanya untuk berdiskusi, saya ingin segera melihat ada aksi nyata yang dijalankan secara cepat untuk mengatasi permasalahan iklim,” kata Luhut melalui keterangannya, Jumat (2/9/2022).

Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi energi yang tinggi. Hal ini disebabkan adanya pengembangan ekonomi yang kuat sehingga transformasi energi menjadi ramah lingkungan harus dipercepat.

Tak hanya itu, ekosistem pendukung lain pun perlu dikebut penerapannya. Contohnya saja penggunaan kendaraan listrik dan pengembangan industri hijau pada kota-kota besar seperti DKI Jakarta.

Luhut mengklaim upaya-upaya tersebut mampu berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Selain itu, dia bilang Indonesia saat ini tengah mengembangkan teknologi dan investasi di sektor energi terbarukan. 

Untuk mendukung hal itu, dia menyebutkan pemerintah tengah menyusun regulasi yang mendukung hal tersebut.

“Saya janjikan kepada anda dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan lebih baik, dengan penggunaan kendaraan listrik, dan juga penetapan B40. Indonesia saat ini mengembangkan pendekatan pendanaan blended finance. Untuk itu, kami berusaha membakukan proses transfer teknologi dan pendanaannya untuk memastikan dapat terus berlanjut di masa depan,” ujarnya.

Luhut menekankan Indonesia saat ini memegang tampuk kepemimpinan terkait percepatan transisi energi terbarukan serta memastikan pemanfaatan lahan dan ruang laut menjamin ketersediaan bahan pangan, keanekaragaman hayati, lapangan pekerjaan, serta ketahanan fisik. Dengan demikian, transformasi energi harus dipercepat.

“Percepatan yang kami lakukan membutuhkan dukungan para pemimpin dunia, tidak hanya untuk pendanaan, namun juga terkait teknologi dan kapasitas manusia. Harapan saya Presidensi Indonesia pada KTT G20 dapat membantu mewujudkannya,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related