Rini Soemarno: BUMN Harus Untung Agar Siap Rugi untuk Rakyat

marketeers article

Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero)  baru saja sukses melaksanakan program satu harga BBM (bahan bakar minyak) di seluruh Indonesia, termasuk wilayah timur di Papua yang selama ini dikenal mahal. Artinya, di seluruh lokasi Indonesia, harga Premium sampai Pertamax sama tanpa perbedaan. Tentu hal tersebut bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah timur.

“Tidak hanya Papua, harga satu BBM juga sudah bisa dinikmati oleh penduduk Kalimantan. Salah satu visi presiden adalah membangun tidak hanya Jawa, tapi di luar Jawa, harus Indonesia sentris. Harga satu BBM ini salah satunya. Dan yang paling membanggakan adalah pertama kalinya setelah 71 tahun merdeka harga BBM bisa sama di seluruh pelosok. Terima kasih kepada Dirut dan Wadirut Pertamina,” ujar Menteri BUMN Rini Soemarno di Forum BUMN yang diselenggarakan oleh Kompas di Jakarta pada Kamis (3/11) 2016.

Rini menekankan bahwa usaha satu harga BBM merupakan murni dana dari BUMN, tidak ada dari pemerintah. Memang dari skala keuangan ada kerugian. Tapi Rini tidak mau ambil pusing karena kepentingannya untuk masyarakat banyak.

“Rugi untuk kepentingan rakyat tidak apa-apa. Pertamina juga tahun ini untungnya rada banyak. Dan program bisa berhasil karena BUMN terlibat untung. Jadi memang BUMN harus untung karena pada saatnya harus rugi demi rakyat. Ujung-ujungnya memang BUMN harus untung,” sambung Rini.

Pesan harus untung Rini juga mengarah pada rencana pemerintah di mana tahun depan pada 2017 tidak ada penanaman modal lagi bagi BUMN. Padahal setidaknya BUMN harus menginvestasikan sebesar Rp450 triliun untuk mengerjakan berbagai proyek pembangunan. Bahkan pada 2018 nanti harus ada investasi dari BUMN sebesar Rp895 triliun. Itu semua tidak menggunakan dana APBN.

Mengapa BUMN harus mulai mandiri pada 2017? Rini menegaskan pemerintah akan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan gini rasio alias menurunkan rasio kemiskinan. Selain itu visi negara yang lain terkait pembangunan adalah dengan dua tangan, yaitu tangan kanan lewat APBN dan tangan kiri lewat BUMN. Sehingga BUMN yang sudah harus mulai tidak meminta penanaman modal lagi kepada pemerintah dinilai harus segera dimulai dengan menghasilkan untung.

Sementara soal keberhasilan Pertamina dalam menggarap proyek satu harga BBM di seluruh Indonesia, Direktur Utama Dwi Sucipto mengatakan prestasi tersebut diraih kala kondisi sebenarnya kurang baik terutama ketika harga minyak dunia anjlok, apalagi memasuki awal tahu harga per barel hanya US$27 saja.

Maka tidak heran harga BBM pun sudah tidak disubsidi lagi. Namun keberhasilan ini memang tidak terlepas dari peran Pertamina sebagai perusahaan pengelola energi negara. “Program BBM satu harga itu kebijakan presiden. Jadi kami melakukannya karena tugas negara. Walau tidak subsidi lagi membuka persaingan terbuka, justru inilah waktu tepat bagi Pertamina untuk transformasi menjadi lebih kompetitif, tidak enak seperti dulu lagi,” ujar Dwi.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

    Related