Riset: Mayoritas Orang Indonesia Anggap Internet Jadi Kebutuhan Dasar

marketeers article
Close up low angle view of a man working from home on a laptop computer sitting at a desk surfing the internet

Survei  “The Next Billion Online” dari Booking Holdings menyatakan mayoritas penduduk Indonesia menganggap internet sebagai hak fundamental dan kebutuhan mendasar karena internet memungkinkan mereka berkomunikasi dan terhubung dengan dunia. Ketika mereka terhubung, gelombang selanjutnya dari pengguna internet di Indonesia diprediksi akan menggunakannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menjadi lebih terdidik, dan mendorong perubahan politik.

Dalam riset ini, sebanyak 86% responden percaya bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh lebih kuat, 82% percaya Indonesia akan mengalami perbaikan sosial, dan 62% beranggapan Internet akan mendorong kemajuan politik.

“Ketika para konsumen pada akhirnya terhubung dengan internet, segala bidang mungkin akan mengalami pertumbuhan yang lebih pesat , termasuk pasar ritel, pasar tenaga kerja, serta lanskap rekreasi dan hiburan,” ujar Glenn Fogel, CEO Booking Holdings.

Riset ini juga menunjukkan perubahan sikap yang mirip dengan yang terjadi pada pasar di negara-negara Barat satu dekade lalu. Populasi Indonesia mulai menerima akses internet sebagai hak asasi manusia karena pentingnya peran Internet dalam menyediakan koneksi dan kesempatan kepada para penggunanya. Riset ini juga menemukan 96% responden di Indonesia berpendapat bahwa memperluas akses internet akan mempersatukan penduduk negeri ini. Lalu, 89% dari responden Indonesia menganggap akses internet sebagai hak dan kebutuhan mendasar dan semua orang harus punya akses yang sama terhadap internet. Sebanyak 68% responden sepakat bahwa infrastruktur jaringan yang lebih baik, edukasi internet, dan gawai internet yang terjangkau serta internet yang dapat diakses secara publik akan mendorong adopsi internet di Indonesia.

Tidak hanya itu, 59% responden menegaskan masyarakat Indonesia akan mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik lewat internet. Serta sebanyak 57% responden sepakat bahwa perluasan akses internet akan membantu daerah-daerah miskin dan tertinggal.

Meskipun mayoritas responden menganggap perubahan ini sebagai hal yang positif, beberapa responden juga menyebutkan sejumlah hambatan partisipasi digital yang harus ditangani. Selain itu, ada dominasi penggunaan bahasa Inggris di ranah online menghambat laki-laki dan perempuan untuk dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam kehidupan ekonomi, budaya, dan sosial secara digital.

Dengan mengidentifikasi masalah-masalah ini, ada kesempatan bagi pemerintah, pelaku usaha, dan organisasi untuk membantu mengatasi tantangan tersebut.

Editor: Sigit Kurniawan

Related