Riset Mondelez: Indonesia Suka Camilan Bernutrisi

marketeers article
ILUSTRASI: 123RF

Dengan padatnya aktivitas di perkotaan membuat masyarakat terkadang tidak memiliki waktu untuk makan besar, sehingga cemilan menjadi alternatif mengisi perut dan memberikan tenaga. Melihat hal tersebut, Mondelez Internasional meluncurkan sebuah survei bertajuk The State of Snacking, untuk menganalisa kebiasaan, wawasan, dan tren ngemil konsumen di Indonesia dan sebelas negara lainnya.

“Survei ini bertujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan, baik fungsional maupun emosional dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Sachin Prasad, President Director Mondelez Indonesia.

Dalam surveinya tersebut, kegiatan ngemil tidak lagi berfungsi untuk asupan tubuh, namun banyak orang menggunakan kegiatan tersebut untuk membangun kedekatan sosial, koneksi, dan bahkan membentuk identitas pribadi mereka.

Beberapa temuan survei State of Snacking dari Mondelez Internasional mengungkapkan kebiasaan dan trena ngemil masyarakat Indonesia.

Pertama, konsumen Indonesia lebih banyak mengonsumsi camilan daripada makanan berat. Rata-rata orang Indonesia ngemil 3x sehari, dibanding 2,5x makanan berat sehari.

Ada 75% responden mengatakan, makanan ringan lebih gampang dikonsumsi di sela-sela aktivitas dan terasa lebih cocok dengan gaya hidup saat ini.

Lalu, 77% (18% lebih tinggi dari rata-rata global) lebih memilih mengonsumsi makanan ringan lebih sering di sepanjang hari daripada sesekali harus makan makanan berat. Bahkan, 53% mengatakan mereka tidak memiliki waktu lagi untuk makan.

Kedua, survei menemukan bahwa masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi camilan di pagi hari. Berbeda di negara-negara lain yang biasanya diantara makan pagi dan makan siang.

Terkait temuan tersebut, sosiolog Dr. Erna Ermawati Chotim, mengatakan fenomena ini terjadi karena orang Indonesia rata-rata menempuh perjalanan panjang menuju tempat kerja masing-masing. Akibatnya, mereka tidak memiliki waktu untuk menyiapkan makanan besar dan lebih memilh camilan untuk mengisi energi.

Ketiga,  ternyata masyarakat Indonesia memerlukan mengemil untuk kebutuhan mental dan emosional. Ada 93% mengatakan ngemil dilakukan untuk meningkatkan suasana hati, 91% untuk menemukan momen tenang atau me-time dan dapat memberikan rasa nyaman, sementara hanya 84% responden yang mengatakan ngemil untuk memberikan asupan energi.

Keempat, sebanyak 86% responden, lebih tinggi 23% dari rata-rata global, mengatakan bahwa mereka menggunakan momen ngemil untuk menciptakan kebersamaan dengan orang lain.

Tak hanya itu, masyarakat Indonesia juga melihat camilan sebagai sebuah medium untuk terhubung dengan dirinya sendiri dan budaya. Ternyata 68% dari responden Indonesia percaya bahwa kebiasaan mengemil dapat mempertahankan tradisi keluarga.

Melihat dari survei tersebut, Mondelez menyimpulkan bahwa ke depannya, masyarakat akan lebih memilih camilan yang bernutrisi. Terdapat tiga harapan utama dari orang Indonesia akan camilan di masa mendatang adalah camilan yang kaya vitamin (60%), rendah gula (57%), dan segar (56%).

Melalui survei ini pula, Mondelez melihat adanya potensi yang sangat besar untuk industri makanan ringan, baik secara global dan juga di Indonesia.

Terakhir, Sachin mengungkapkan Mondelez akan memenuhi keinginan konsumen Indonesia, seperti camilan yang bernutrisi untuk pagi hari dan untuk mengeratkan hubungan keluarga.

“Mondelez Indonesia menghadirkan biskuit Belvita yang dirancang khusus sebagai untuk sarapan seimbang. Sementara itu Oreo memberikan konsumen momen-momen untuk mempererat hubungan satu sama lain di siang atau sore hari dengan ritual ternamanya, putar—jilat—celup”, tutup Sachin.

Editor: Sigit Kurniawan

Related