Saat Krisis, Humas Jangan Tiarap

marketeers article

Sejatinya, juru bicara atau hubungan masyarakat (humas) adalah penyambung lidah perusahaan kepada masyarakat melalui media. Sebagai brand ambassador dari suatu perusahaan, tim humas memainkan peranan penting. Tak hanya saat prestasi menghampiri, humas juga harus berani tampil ketika badai krisis menerpa perusahaan.

Gatot S. Dewa Broto, Kepala Komunikasi Publik Kemenpora menyampaikan keluhan awak media kepada para humas, khususnya humas pemerintahan. Mereka mengeluh karena seringkali humas hanya mengundang media saat dalam kondisi membahagiakan. “Ketika ada krisis, tiarap semua humasnya,” kata Gatot dalam sesi PR Hours pada acara Jakarta Marketing Week 2015 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Senin (11/5/2015).

Hal tersebut diamini pula oleh Konsultan Public Relation Nico Wattimena. Ia berpendapat seorang humas haruslah berani menghadapi media di saat-saat yang sulit sekalipun. Nico mencontohkan Gatot S. Dewa Broto sebagai sosok yang dapat dijadikan panutan. “Beliau menjawab semua pertanyaan dengan dengan gayanya yang tenang saat dicecar pertanyaan oleh teman-teman wartawan,” kata Nico.

Menurut Nico, dalam kondisi krisis, yang paling pertama muncul haruslah pemimpin tertinggi dari perusahaan. Misalnya, untuk menyampaikan permohonan maaf. Menurut Nico, Tony Fernandez menjadi contoh yang baik ketika pesawat Air Asia mengalami kecelakaan pada akhir tahun lalu. “Bahkan, Tony Fernandez sampai saat ini masih kerap menyampaikan permohonan maafnya lewat akun media sosialnya. Itu pendekatan luar biasa kepada masyarakat,” kata Nico.

Sementara itu, Febriati Nadira, Corporate Communication Mandiri Sekuritas menyampaikan tim humas harus memiliki tindakan preventif untuk mencegah terjadinya krisis. Ia berpendapat hubungan baik dengan netizen dan teman-teman wartawan perlu dijaga. “Saat krisis terjadi, bahkan kami mendapat free insight dari mereka,” kata Febriati.

Febriati menambahkan, jam terbang juga berpengaruh terhadap kesigapan humas dalam menangani kondisi krisis. “Mereka jadi terbiasa berbicara di depan publik. Konten pun bisa disampaikan dengan tepat,” ungkap Febriati. 

Related