Saingi DeepSeek, ChatGPT Rilis Fitur Deep Research untuk Riset Mendalam

marketeers article
Deep Research ChatGPT (Foto: OpenAI)

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ChatGPT kerap “berhalusinasi” saat memberikan jawaban. Kemampuan ini berbanding terbalik dengan pesaing yang belum lama eksis, DeepSeek, yang disebut-sebut mampu memberikan analisis mendalam.

Kini, OpenAI akhirnya memperbaiki kekurangan tersebut dengan merilis Deep Research. Fitur baru yang terintegrasi di ChatGPT ini mampu melakukan riset mendalam di internet.

Sebagaimana dilaporkan OpenAI dalam laman resminya di openai.com, fitur itu memungkinkan AI untuk menelusuri, menganalisis, dan menyusun laporan dari ratusan sumber online, layaknya seorang analis riset profesional.

BACA JUGA: OpenAI Rilis Operator, Apa Bedanya dengan ChatGPT?

Fitur teranyar ChatGPT ini menggunakan model AI terbaru OpenAI, o3, yang dirancang khusus untuk menelusuri dan menganalisis informasi dari internet. Teknologi ini dikembangkan untuk membantu profesional di berbagai bidang, mulai dari keuangan, sains, hingga kebijakan publik.

Deep Research bukanlah sekadar fitur pencarian biasa. Pengguna bisa mengajukan pertanyaan kompleks, mengunggah file, seperti PDF dan spreadsheet, lalu membiarkan AI bekerja selama 5 hingga 30 menit untuk menyusun laporan lengkap.

Setiap langkah dalam pencarian akan ditampilkan dalam sidebar, lengkap dengan sumber yang digunakan. OpenAI pun mengeklaim fitur ini dapat melakukan riset dalam hitungan menit, sesuatu yang biasanya membutuhkan waktu berjam-jam bagi manusia.

BACA JUGA: Hindari Perusahaan yang Suka “Ghosting” dengan Fitur Baru LinkedIn

Ini serupa dengan pendekatan DeepSeek, yang juga mengandalkan AI untuk riset berbasis data dari berbagai sumber online. Baik cara kerjanya maupun kemampuan prosesnya, cukup mirip dengan model DeepThink R1 milik perusahan AI Cina tersebut.

Meski memberi penawaran menjanjikan, fitur ini tak lepas dari keterbatasan. OpenAI mengakui bahwa Deep Research masih bisa menghasilkan informasi yang keliru atau kurang akurat dalam membedakan fakta dan opini, serta hasilnya terkadang memiliki kesalahan dalam format.

Pengguna harus membayar US$ 200 per bulan untuk mengakses Deep Research di ChatGPT Pro. Sayangnya, fitur ini baru tersedia di Amerika Serikat. Tertarik untuk mencobanya begitu hadir di Indonesia?

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS