Salip Apple, Nvidia Kini Jadi Perusahaan Paling Berharga Kedua di Dunia

marketeers article
Ilustrasi produk Nvidia (Foto: Nvidia)

Nvidia berhasil menggeser posisi Apple dalam barisan perusahaan paling berharga di dunia. Hal ini terjadi karena valuasi perusahaan Amerik Serikat (AS) itu telah berhasil menembus US$ 3 triliun.

Salah satu hal yang mendorong peningkatan valuasi itu adalah tren terkait teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Dalam tren itu, perusahaan berperan dengan pembuatan graphic processing unit (GPU) dan cip AI.

Lonjakan nilai pasar perusahaan pun menandai perubahan signifikan di Silicon Valley, yang sebelumnya didominasi oleh perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs ini sejak meluncurkan iPhone pada tahun 2007.

BACA JUGA: NVIDIA Rencana Rilis Platform AI Bernama Rubin pada 2026

Saham Nvidia naik 5,2% dan ditutup pada harga US$ 1.224,40, sehingga menaikkan valuasi perusahaan sebesar US$ 3,012 triliun.

Sementara itu, kapitalisasi pasar Apple terakhir berada di angka $3,003 triliun setelah sahamnya naik 0,8%.

Microsoft, yang berbasis di Redmond, Washington, tetap menjadi perusahaan paling bernilai di dunia dengan nilai US$ 3,15 triliun setelah sahamnya naik 1,9%.

Selanjutnya, kini Nvidia sedang mempersiapkan untuk melakukan pemecahan saham sepuluh banding satu, yang akan efektif pada 7 Juni. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya tariknya bagi investor individu.

“Nvidia sedang menghasilkan uang dari AI saat ini, sementara perusahaan seperti Apple dan Meta sedang mengeluarkan uang untuk AI,” kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management dikutip dari Reuters, Kamis (6/6/2024).

BACA JUGA: Rebutan Urutan Kedua, NVIDIA Incar Posisi Apple

Saham Nvidia telah melonjak 147% sejauh ini di tahun 2024. Sementara Microsoft, Meta Platforms dan Google masih berlomba membangun kemampuan komputasi AI mereka dan mendominasi teknologi yang sedang berkembang ini.

Ironisnya, saat Nvidia menikmati gelombang antusiasme AI di Wall Street, Apple sedang berjuang dengan permintaan yang lemah untuk iPhone dan persaingan ketat di Cina, pasar smartphone terbesar di dunia.

Beberapa investor juga melihat Apple tertinggal dibanding raksasa teknologi lainnya dalam membangun fitur AI ke dalam produk dan layanan mereka.

Editor: Eric Iskandarsjah

Related

award
SPSAwArDS