Sandiaga Uno: Perempuan Bisa Menjadi Game Changer Pemulihan Ekonomi

marketeers article
smart Asian young entrepreneur business woman owner of SME checking product on stock finance accounting on calculator. employer and lady coworker late in night working in dark office with cardboards

Geliat ekonomi kreatif Indonesia sudah semakin besar. Bahkan, kontribusi sektor tersebut pada Produk Domestik Bruto negara ini telah masuk dalam peringkat tiga besar dunia. Indonesia berada di bawah Amerika dengan industri Hollywood dan Korea dengan K-Pop.

“Indonesia di posisi tiga dengan angka Rp 1.000 triliun ekspansinya terhadap PDB. Fokus ekonomi kreatif Indonesia ada di tiga sub sektor yaitu kuliner, fesyen dan griya. Perempuan mendominasi ekonomi kreatif di Indonesia,mencapai 56%. Saya optimistis perempuan akan menjadi game changer yang mendorong ekonomi kreatif di Indonesia,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam webinar dengan tema Menumbuhkan Ekonomi Kreatif untuk UMKM Indonesia yang digelar Katadata X Danone Aqua Indonesia, Kamis (12/8/2021).

Ia menambahkan, perempuan hebat mandiri akan jadi salah satu game changer pascapandemi. Sandiaga juga mengapresiasi program Aqua Home Service yang memberdayakan perempuan untuk melakukan bisnis. “Para perempuan yang terlibat dalam program Aqua Home Service merupakan pejuang UMKM yang layak mendapatkan penghormatan. Saya mendukung program Aqua Home Service yang mendorong perempuan untuk menjadi pengusaha UKM.,” tegasnya.

VP Sales Operation Danone-AQUA Eva Lusiana menjelaskan bahwa Danone-AQUA menginisiasi program AQUA Home Service (AHS) yang berfokus memberdayakan keluarga. Secara spesifik program ini untuk ibu rumah tangga karena mereka dinilai memiliki determinasi, semangat, kemampuan untuk menginspirasi dan merawat kesehatan dan kesejahteraan keluarga maupun komunitas di sekitar. Hingga saat ini AHS telah memberdayakan lebih dari 9.000 anggota, yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga dari 15 provinsi di Indonesia. Seperti Jawa, Sumatra, Bali, Lombok dan Sulawesi.

“AHS diharapkan tidak hanya dapat memperkuat perekonomian keluarga, tetapi juga memberdayakan dan lingkungan sekitarnya dengan memberikan bekal berbagai keterampilan, supaya para anggotanya dapat memperluas bisnisnya. Pembekalan itu dilakukan di antaranya dengan memberikan pengetahuan berbisnis melalui program AHS Academy, dukungan untuk bisa mengembangkan skala bisnis, serta program akselerasi digital agar bisa beradaptasi dengan kondisi konsumen Indonesia,” jelas Eva.

Pendiri Narasi, sekaligus pembawa acara, Najwa Shihab bercerita selama 17 tahun menjadi wartawan jauh lebih ringan ketimbang tiga tahun membangun sebuah usaha sendiri. Namun demikian, ia menuturkan bahwa belajar mengembangkan ide usaha hingga akhirnya membawa dampak, serta pengaruh ke masyarakat sangat tidak ternilai prosesnya dan memiliki kepuasan tersendiri.

“Kunci entrepreneur adalah belajar terus. Saya belajar dari nol. Apa yang saya pelajari 17 tahun jadi wartawan televisi, ketika saya bawa untuk membuka bisnis sama sekali beda dunianya. Ekosistem beda, cara berbeda, justru saya harus hilangkan ego untuk tahu semua. Jadi entrepreneur harus mau jadi pelajar semua hidup menurut saya. Belajar tentang bisnisnya, belajar melihat tetangga kanan kiri, belajar dari orang luar, pokoknya kita belajar enggak berhenti,” jelas Najwa.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop dan UKM Eddy Satria menambahkan bahwa salah satu upaya pemerintah dalam memulihkan perekonomian adalah dengan menghadirkan program yang tepat sasaran dan efektif untuk para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). Apalagi, UKM merupakan sektor yang terkena dampak parah oleh pandemi lantaran kondisi keuangannya. Hal ini karena sebagian besar pelaku UKM tidak memiliki uang tunai dan tabungan atau uang akan habis dalam satu bulan. Hanya sebagian kecil UKM yang memiliki tabungan, kurang dari 10%.

Maka dari itu, salah satu upaya pemerintah melalui Kemenkop UMK adalah dengan menganggarkan dana untuk program dana Bantuan Produktif Usaha Mikro atau BPUM. Hal ini sejalan dengan pengesahan PermenKopUKM Nomor 2 Tahun 2021.

“Pemerintah tidak tinggal diam. Terbukti dengan anggaran Rp 700 trilun pada tahun 2020, pemerintah telah melakukan upaya dalam pemulihan ekonomi nasional, Pada tahun 2021, sekitar Rp 700 trilun anggaran pemulihan ekonomi, seperenamnya untuk UKM kita. Bantuan dalam bentuk BLT, Banpres dan KUR,” ungkapnya.

    Related