Sebelum Beriklan di Snapchat, Brand Harus Perhatikan Ini Dulu

marketeers article
58865783 montreal, canada june 23, 2016 snapchat application on android samsung s7 screen. snapchat is a mobile messaging application used to share photos, videos, text, and drawings.

Dibandingkan dengan Instagram dan Path, Snapchat relatif masih baru. Bahkan, penggunanya di Indonesia bisa jadi belum sebanyak dua platform media sosial yang disebutkan di awal. Meskipun belum sepopuler apa yang terjadi di Amerika Serikat atau Inggris, penggunaan Snapchat di Indonesia  diperkirakan akan segera menuju ke arah sana.

Hal ini diyakini oleh para pelaku digital agency yang menyatakan bahwa Snapchat bisa menjadi alternatif baru bagi para merek dalam melakukan kampanye terkait dengan produk dan layanan mereka. Keyakinan pelaku digital agency ini berdasarkan fakta bahwa netizen Indonesia juga termasuk golongan yang latah dalam mencoba hal-hal baru, khususnya platform media sosial.

Snapchat dengan segala keunikannya sudah mulai terasa kehadirannya akan digemari oleh banyak kalangan, khususnya anak remaja kisaran 15-24 tahun. Walaupun faktanya banyak pengguna yang di atas kisaran umum tersebut juga menggunakan platform yang satu ini.

Di luar Indonesia, Snapchat juga laris digunakan oleh para merek. Merek seperti Buzzfeed, Cosmopolitan, MTV, CNN, dan National Geographic merupakan merek yang menggunakan Snapchat. Selain itu, beberapa festival dan perayaan juga hadir di Snapchat. Fitur filter yang dimiliki Snapchat juga menjadi salah satu layanan yang bisa digunakan oleh pemilik merek.

Konten yang disalurkan melalui Snapchat sangat berbeda dengan konten yang disajikan oleh platform lainnya. Selain itu, format yang ditawarkan oleh Snapchat juga masih terbilang baru dan tidak biasa. Melalui Snapchat, pengguna bisa berbagi foto atau video yang bisa diutak-atik dengan fitur filter, teks, hingga tulisan tangan. Tentu saja hal ini membedakan Snapchat dengan platform yang lain.

“Berbeda dengan Instagram yang semua harus terlihat mewah dan fancy, karakter Snapchat lebih ke hal yang lucu dan real. Oleh sebab itu, konten yang disajikan harus relevan dengan DNA merek dan target konsumen,” terang Daniel Hagmeijer, Head of Strategist Mirum Jakarta.

Jadi, merek tidak bisa ikut-ikutan menggunakan Snapchat hanya dengan alasan bahwa merek lain juga turut menggunakannya. Harus ada alasan yang kuat dari merek untuk bisa menggunakan layanan Snapchat.

Daniel mencontohkan merek es krim Magnum yang identik dengan es krim premium dan harga yang di atas dari es krim pasaran. Menururtnya merek seperti Magnum belum tentu cocok untuk hadir di Snapchat. Pasalnya, kesan mewah dan eksklusif yang dimiliki oleh Magnum belum tentu cocok dengan karakter pengguna Snapchat yang kebanyakan anak remaja.

Daniel mengutarakan bahwa sudah ada beberapa merek yang tertarik menggunakan Snapchat di Indonesia. Menurutnya, ketika satu merek bermain di sana maka akan diikuti dengan merek-merek lainnya. Namun, Daniel mengingatkan masih banyak ketidakpastian terkait dengan penggunaan Snapchat. Misalnya terkait cara mengukurnya dan pola penyajian konten.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related