Segmen B2C Dinilai Mumpuni, Titipku Rambah Ke Segmen B2B

marketeers article
Segmen B2C Dinilai Mumpuni, Titipku Rambah Ke Segmen B2B (FOTO:123RF)

Perusahaan rintisan atau startup Titipku berencana merambah ke segmen B2B (business to business). Rencana perusahaan ini muncul setelah perusahaan menilai bahwa performa bisnis perusahaan di segmen B2C (business to consumer) cukup mumpuni.

CEO Titipku Henri Suhardja menceritakan bahwa awal bisnis Titipku dimulai dari layanan B2C, yang dalam perkembangannya mulai berkembang ke B2B juga.

“Rupanya, dari model bisnis ini, hasil yang kami dapat sangatlah signifikan. Dalam waktu singkat, Titipku bisa hadir di sekitar 150 pasar dan 10.000 pedagang di wilayah Jabodetabek. Selama kurang lebih 2 tahun juga Titipku sudah bisa mendapatkan sekitar 50.000 konsumen loyal,” kata Henri secara virtual, Jumat (14/10/2022).

Dengan adanya banyak partner pedagang pasar ini, Titipku kemudian menyurvei para pedagang. Rupanya para pedagang ini membutuhkan dua lini bantuan. Pertama adalah bantuan soal pasokan atau stok barang dagangan mereka. Kedua, adalah bantuan modal usaha.

“Dari informasi tersebut, saya melihat bahwa dalam rangka menciptakan ekosistem digital yang baik untuk pedagang pasar, layanan yang diberikan haruslah end-to-end, dari hulu ke hilir. Kita tidak hanya membantu di sisi hilir terkait transaksi ke pelanggan jika di hulunya, pasokan barang dagangan macet,” ujar Henri.

Melihat peluang ini, akhirnya Titipku melebarkan sayap usaha untuk membantu menyediakan pasokan barang dagangan dan modal usaha para pedagang pasar. Pelaksanaan model bisnis B2B ini dijalankan tepat sebulan sebelum ulang tahun ke-6 Titipku.

Untuk skema pasokan barang dagangan, Titipku menjual supply product ke pedagang pasar. Sales Titipku akan menawarkan produk ke pedagang-pedagang pasar yang kita sasar. Ketika ada pedagang yang memesan, Titipku akan mengantarkan produk pesanannya sesuai kesepakatan jam pengiriman. Sampai saat ini, barang yang Titipku pasok adalah berbagai macam produk sayuran.

Biaya ongkir sayuran untuk program B2B ini tidak ada. Biaya pengantaran ini bisa ditekan karena pengantaran dilakukan secara serentak. Misal ada 10 pedagang di satu pasar pesan lewat Titipku, Titipku akan mengantar pesanan mereka secara bersamaan, sehingga bisa lebih hemat.

“Titipku masih membatasi transaksi B2B di beberapa pasar dahulu supaya di tahap awal ini, kami bisa mengontrol bagaimana pelaksanaannya dan jika ada masalah di awal, Titipku bisa segera menyelesaikannya dengan cepat. Intinya di awal kita perlu mengontrol supaya berjalan dengan baik,” ucap Henri.

Sementara itu, untuk layanan modal usaha, Titipku bekerja sama dengan Nobu Bank untuk program Kredit Usaha Rakyat atau KUR kepada pedagang pasar. KUR ini bisa digunakan untuk modal berjualan para pedagang di pasar.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related